Semarang (jatengnews.id) – Ratusan karikatur bergambar budayawan Prie GS terpampang memenuhi setiap sudut gedung Galeri Nusantara UIN Walisongo Semarang. Pameran bertajuk “Ora Mung Nyengenges” itu sebagai bentuk penghormatan untuk budayawan Prie GS yang meninggal dunia pada 12 Februari 2021.
Terlihat, kartunis internasional seperti seperti Jitet Kustana, Agus Harsanta, Edi Darma, Agus Widodo, Joko Susilo dan beberapa kartunis lainya ikut meramaikan pameran tersebut.
Sejumlah kartun yang ditulis dengan kata-kata Pre GS seperti ‘Tuhan Itu Satu Bukan Situ’ mengundang sejumlah pengunjung untuk mengabadikan pameran karikatur tersebut.
Pameran tersebut digelar mulai 8-18 April 2021 di Galeri Nusantara, ISAI Kampus 2 Fakultas Ushuludin dan Humaniora (FUHUM) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.
Panitia pameran, Abdullah Ibnu Thalhah menyebut, ‘Ora Mung Nyengenges’ akan menyingkap berbagai makna yang menghadirkan kembali kesadaran tentang laku budaya, bahkan spiritual, yang seperti sengaja ditutupi dengan humor.
“Humor beliau yang cerdas tapi seringkali tampak lugu dan katrok itu, adalah wasilah saja,” kata Sekretaris Prodi ISAI FUHUM UIN Walisongo itu, Kamis (8/4/2021).
Menurut Abdullah, Prie GS bukan hanya sahabat. Dia adalah guru. Melalui karya-karyanya yang sederhana dan dekat, namun disajikan dengan narasi yang dalam dan fundamental.
“Melalui pameran ini, kita bersama-sama akan menyaksikan beragam tafsir visual tentang sosok luar biasa ini secara arstistik dan penuh humor ala kartun,” katanya.
Ketua Gold Pencil, Abdul Arif menyebut, kartunis yang terlibat dalam pameran tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Di antaranya dari Kota Semarang, Kendal, Jakarta, Depok, Bogor, Makassar, Bali, Jambi dan daerah lainnya.
“Jumlah 57 kartunis itu mengacu pada usia Prie GS saat tutup usia,” ujarnya.
Ia menambahkan, acara tersebut juga dibarengi dengan aksi solidaritas penggalangan dana untuk bencana di NTT yang diakibatkan siklon seroja. Penggalangan dana dilakukan dengan menjual gambar wajah yang digambar langsung oleh kartunis yang tergabung dalam komunitas Gold Pencil Indonesia.
“Dilakukan secara Online dan Offline. Secara Online sudah berjalan mulai kemarin, namun Offline selama 10 hari. Kita sudah siapkan flayer dan kontak, bagi siapa saja yang ingin berdonasi bisa menghubungi kontak dan sudah disiapkan 8 kartunis yang siap menggambarkan sketsa wajah,” ucapnya. (Majid-01).