Karanganyar, Jatengnews.id – Musik lesung yang sempat menjadi musik khas Karanganyar di era kepemimpinan mantan Bupati Rina Iriani, kini mulai redup. Musik yang pernah menjadi kebanggaan Karanganyar ini nyaris tidak pernah tampil di depan publik.
Namun upaya untuk menghidupkan kembali seni tradisional itu mulai dirintis kembali oleh seniman Karanganyar, sebut saja Rusyanto. Melalui sebuah sanggar seni yang dikelolanya, Rusyanto kembali memperkenalkan musik yang menjadi ikon Karanganyar ini kepada generasi muda.
“Musik lesung memang meredup dan jarang tampil di depan publik. Tapi bukan berarti musik ini berhenti total. Kegiatan seni lesung tetap jalan,” ujarnya saat berbincang dengan jatengnews.id, Jumat (9/4/2021).
Rusyanto mengungkapkan, musik lesung yang merupakan salah satu warisan budaya tersebut pernah membawa Karanganyar di kancah nasional. Bahkan menurutnya tanpa melalui proses seleksi, pernah tampil di Istana Negara saat upacara penurunan Bendara Merah Putih tahun 2009.
“Kita selalu dapat undangan untuk menampilkan kotekan musik lesung ini, karena memang musik ini dikenal sebagai musik ikon Karanganyar serta mendapat dukungan sepenuhnya dari Pemkab,”terangnya.
Setelah Bupati Rina tidak menjabat lagi, lanjutnya, oleh Pemkab Karanganyar Rusyanto diminta untuk mengelola seni lesung ini secara mandiri. Seluruh peralatan yang ada ditempatkan di sanggar seni miliknya.
“Dulu kita mendapat bantuan. Sekarang pengelolaan kita lakukan secara mandiri. Bukan berarti Pemkab tutup mata. Saat ini seni tradisional kita bangkitkan kembali. Untuk itu kami mohon dukungan dari berbagai pihak agar musik ini tetap dipertahankan. Ini bukan untuk kelompok kami, namun nama lesung ini identik dengan Karanganyar,” pungkasnya. (Iwan-01).