Semarang, Jatengnews.id – Sahur pertama di bulan suci Ramadan 1442 H di Kota Semarang beberapa warung makan banyak melayani pembeli secara take away (membungkus) daripada makan di tempat.
Hal tersebut menyusul imbauan Pemkot Semarang yang mengatur operasional rumah makan selama Ramadan terutama saat sahur hanya dibolehkan secara take away atau pesan bawa pulang.
Dari pantauan, beberapa warung makan sudah menerapkan layanan sahur secara take away untuk mengantisipasi kerumunan di masa pandemi Covid 19.
Salah satu pemilik warung di Ngaliyan, Santi mengatakan pembeli yang pesan makanan sahur di tempatnya lebih banyak yang dibungkus. Baik memesan nasi atau lauknnya saja.
“Pembeli sahur di sini lebih banyak yang dibungkus. Karena pembelinya mayoritas anak kos dan orang rumahan,” ucapnya saat ditemui di warungnya, Selasa (13/4/2021).
Ia mengaku belum mengetahui aturan operasional warung makan sahur secara take away yang diatur Pemkot Semarang. Menurutnya, pembeli saat ini banyak yang memesan untuk dibawa pulang.
Santi juga mengaku bersyukur suasana Ramadan tahun ini lebih ramai. Ia mengaku, pembeli makanan sahur meningkat dibanding tahun sebelumnya. Hal itu karena Ramadan saat ini diperbolehkan untuk jualan dengan protokol kesehatan yang ketat.
“Pembeli di Ramadan kali ini meningkat lebih banyak. Dibanding tahun lalu ketika masih awal pandemi Covid 19 sepi pembeli. Selain itu juga dilarang berjualan. Tahun ini alhamdulillah berjalan berangsur normal,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu pembeli sahur secara take away, Yaya mengatakan lebih tenang memesan makanan sahur dibawa pulang daripada makan ditempat. Menurutnya, masa pandemi masih menjadikannya was was saat makan ditempat.
“”Masih pandemi sehingga harus tetap patuhi prokes dan anjuran pemerintah di antaranya sahur harus take away ini. Selain itu juga lebih praktis sebagai anak kos hanya membeli lauk saja tanpa nasi karena sudah ada di kos,” ucapnya. (Majid-02)