27 C
Semarang
, 23 September 2023
spot_img

Kisah Perjuangan Dita, Merawat 3 Adik Usai Orang Tua Tertimpa Musibah

Semarang, Jatengnews.id – Terik matahari siang itu membawa kabar buruk bagi Dita Sari Faulina Putri (19), remaja asal jalan Bendungan RT 5 RW 5, Kelurahan Barusari, Semarang Selatan, Kota Semarang.

Pasalnya, Ayah tercintanya yang bernama Subiat mengalami kecelakaan kerja tersengat listrik dan menjadi korban yang membuat kedua tangan ayahnya harus diamputasi.

Dita mengatakan, kejadian buruk yang menimpa ayahnya itu terjadi pada Rabu 24 Maret 2021 sekira pukul 10.30 WIB. Ketika itu sang ayah sedang bekerja memperbaiki sebuah rumah di Jalan Suyodono RT 18 RW 4, Bulustalan, Semarang Selatan, Kota Semarang. 

Naas, saat sedang memeperbaiki plafon di lantai dua rumah itu, Subiat tersengat listrik kemudian dilarikan ke sebuah Rumah Sakit untuk pengobatan. Namun, karena kondisi semakin memburuk membuat kedua tangannya harus dioperasi amputasi.

“Ayah sudah menjalani proses operasi kali kelima untuk amputasi lengan atas tangan sebelah kiri,” ucapnya saat ditemui di rumah kontrakan, Rabu (14/4/2021).

Dita merupakan anak pertama dari pasangan Subiat dan Siti. Saat ini ia harus merawat adiknya, masing-masing berumur 5 tahun dan 5 bulan. Sedangkan adik satunya masih mondok di sebuah pesantren. Ia rela merawat kedua adiknya yang masih kecil karena ibunya, Siti harus bekerja mencari nafkah untuk keluarga.

“Ibu bekerja sebagai pedagang ikan laut di kawasan perumahan Menoreh, Sampangan. Sudah berangkat sejak pukul 3 pagi dan pulang pukul 10 pagi,” ucapnya.

Dita tidak menyangka sang ayah yang sangat ia cintai harus mengalami musibah sebesar ini. Apalagi, ia mendengar kabar pahit itu saat merawat kedua adiknya. Sedangkan sang ibu bekerja mencari nafkah untuk keluarga.

“Tak menyangka bisa seperti ini. Kasihan ayah, pasti sakit,” ucapnya sambil menahan tangis.

Sementara itu, tetangga yang menemani Dita, Martini mengatakan bahwa keluarga Dita merupakan warga pendatang yang sudah 19 tahun tinggal di kawasan tersebut dengan mengontrak di rumah kecil berikut 7×7 meter persegi.

Ia mengenal keluarga Dita sudah lama dan dikenal baik oleh warga sekitar. Ia juga tak menyangka musibah berat itu menimpa keluarga Dita.

“Bapaknya Dita dikenal baik, memang pekerjaan bapaknya serabutan. Mengandalkan orang yang mau memperkejakannya. Seperti memperbaiki rumah dan petugas kebersihan,” ucapnya.

Martini mengaku, saat ini ia membantu merawat kedua adik Dita yang masih balita. Tak jarang ia membawa adik Dita yang berumur 5 bulan untuk dibawa ke rumahnya untuk diasuh.

“Saya merasa kasihan, anaknya juga baik tidak rewel, tidak menangis saat saya rawat,” ucapnya.

Saat ini, berbagi bantuan mencoba digalang oleh sekelompok relawan untuk membatu keluarga tersebut. Salah satunya dari Sarda Jateng dan Relawan Semarang Hebat (RSH) dengan memberikan bantuan logistik untuk kebutuhan sehari-hari yang diserahkan ke keluarga korban.

“Ya tadi bantuan sudah kami serahkan ke anak pertama korban karena Korban dan Istrinya sedang di Rumah Sakit untuk menjalankan operasi,” kata perwakilan relawan, Luki, kepada Jatengnews.id saat menjenguk keluarga Dita.

Menurutnya, para relawan tergugah untuk membantu korban lantaran berasal dari keluarga tak mampu.

Apalagi jajaran relawan juga terjun ke lokasi kejadian selepas korban tersengat listrik sehingga tahu persis kondisi korban.

Selain itu, korban adalah tulang punggung keluarga yang harus menghidupi empat anak yang masih kecil.

“Kami juga sekarang masih menggalang donasi untuk membantu pengobatan korban. Terutama bantuan paska korban sembuh. Hal itu yang paling penting karena korban tentu tak serta merta langsung bisa bekerja,” ungkapnya. (Majid-01).

Berita Terkait

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img

Berita Pilihan