Semarang, Jatengnews.id – Bagi pecinta kopi di Kota Semarang tidak asing lagi dengan penjual kopi giling manual asal Kelurahan Dadapsari, Semarang Utara. Ia merupakan penjual kopi giling manual legendaris yang masih bertahan meski terus digerus zaman.
Namanya Tomo, ia menjual kopi giling Robusta murni dengan sepeda onthel berkeliling kawasan Kota Semarang dengan alat pengggiling kopi manual buatan perusahaan Inggris bernama Spronge & Co Ltd.

Pria kelahiran Tegal itu memulai karir sebagai penjual kopi sejak tahun 1975. Ia datang ke Semarang untuk nyantri ke Kiai Ali Kholil yang juga cucu dari ulama terkenal, Mbah Sholeh Darat.
“Sambil nyantri, karena kekurangan modal untuk bikin usaha akhirnya jualan kopi giling keliling. Dulu temannya banyak. Tetapi sekarang yang masih bertahan tinggal saya sendiri,” ucap Tomo saat ditemui di rumahnya, di Jalan Darat, Dadapsari, Kota Semarang, Kamis (15/4/2021).
Tomo sebelum punya rumah, setiap hari menginap di pesantren Kiai Ali Kholil di kawasan tersebut. Saat berjualan, ia mengayuh sepeda onthel klasik miliknya berkeliling mulai Jl. Kakap , Jl. Petek, JL. Dorang, Kampung Sleko, Kawasan Pasar Johar, Tireman, Kauman, Kranggan, Plampitan, Kawasan Simpang Lima.
“Jika Ramadan seperti ini saya mulai jualan pukul 03.00 dinihari pulang pukul 06.00 pagi. Setelah itu berangkat lagi sore pukul 15.00 sore sampai 18.00 waktu buka puasa,” ucapnya.
Ia mengatakan, selama ramadan, penjualan kopi giling miliknya laris manis. Dalam sehari, ia mampu menjual hingga 10 bungkus kopi giling ukuran 2,5 ons dijual dengan harga Rp. 25 ribu.
“Karena sudah banyak yang langganan. Setiap berkeliling pasti sudah tau itu kopi Pak Tomo. Sengaja saya tulis kopi Pak Tomo biar beda dari penjual kopi yang lain,” ucapnya.
Bahkan, Tomo pernah dipanggil ke beberapa pameran karena aktif berkecimpung di dunia perkopian di Indonesia.
“Pernah dipanggil saat pameran. Ada juga aktris yang datang ke sini. Seperti aktris Filosofi Kopi saat diundang ke Jakarta,” pungkasnya. (Majid-02).