Semarang, Jatengnews.id – Sebuah lorong kecil di tengah Kota Semarang menyimpan peninggalan sejarah yang sangat penting. Letaknya berada di Kampung Sekayu, belakang kompleks Thamrin Square, Kota Semarang.
Di sana terdapat sebuah Masjid tertua di Jawa Tengah bernama Masjid Taqwa Sekayu. Masjid itu berdiri dihimpit padatnya perumahan penduduk.
Masjid Taqwa Sekayu dinilai istimewa lantaran diyakini berusia tujuh tahun lebih tua dari Masjid Agung Demak. Masjid itu dibangun tahun 1413 M yang kemudian disusul Masjid Agung Demak pada tahun 1420 M. Masjid Sekayu lebih tua tujuh tahun dari Masjid Agung Demak.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Takmir Masjid Taqwa Sekayu, Achmad Arief (73) saat dikunjungi Jatengnews.id di Masjid tertua di Jateng tersebut.
Ia mengatakan, konon Masjid tersebut pernah disinggahi oleh Pangeran Diponegoro untuk menjalankan salat.
“Berdasarkan sejarah, Masjid ini pernah disinggahi Pangeran Diponegoro untuk melaksanakan salat,” ucapnya, Jumat (16/4/2021).
Arief bercerita tentang awal mula berdirinya Masjid Sekayu berawal dari upaya pembangunan Masjid Agung Demak oleh para Walisongo yang membutuhkan banyak kayu.
Kemudian Walisongo menunjuk Sunan Gunungjati sebagai ketua pembangunan Masjid Agung Demak. Dalam proses pembangunan, Sunan Gunungjati memerintah muridnya bernama Kyai Kamal untuk mengumpulkan kayu.
“Di sini lah, tempat utama penampungan kayu jati yang berasal dari berbagai daerah seperti Ungaran, Ambarawa, Weleri Kendal, dan dari timur dari Grobogan, Purwodadi, Kedungjati,” tuturnya.
Ia menerangkan, kayu-kayu tersebut dikumpulkan melewati sungai-sungai di Semarang dan dikumpulkan di Sekayu sebelum diangkut menyebrangi laut menuju Demak Bintoro.
“Daerah sini dikenal dengan Sekayu karena dulunya pusat perkayuan. Nama itu berasal dari perpaduan bahasa Belanda dan Jawa,” terangnya.
Menurutnya, yang menjadi ciri khas dari Masjid Sekayu ini adalah masih terdapat bagian yang masih dipertahankan. Ada empat bagian yaitu : Makam Kyai Kamal, Kubah atau menoro Masjid, Empat Tiang (Soko Tatal) yang menyangga Masjid, dan pintu depan Masjid.
“Empat bagian itu masih tetap dipertahankan meski sudah mengalami tujuh kali renovasi pembangunan Masjid yang lebih modern,” ucapnya.
Pada bulan Ramadan ini, banyak kegiatan dan amaliyah yang dilakukan. Kegiatan tersebut meliputi Tarawih, Tadarus Alquran, dan pengajian menjelang buka puasa. (Majid-02).