Semarang, Jatengnews.id – Anggota MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, A.S. Sukawijaya mengajak masyarakat di Kota Semarang untuk terus menerapkan empat pilar kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari di momentum bulan Ramadan 1442 H kali ini.
Hal ini disampaikan legislator yang kerap disapa Yoyok Sukawi ini dalam acara sosialisasi empat pilar kebangsaan MPR RI di Hotel Srondol Indah, Kota Semarang pada Jumat (16/4/2021).
Menurut Yoyok Sukawi, apabila empat pilar kebangsaan diterapkan dengan benar, maka masyarakat di Indonesia bisa saling menghargai dan memiliki rasa toleransi yang cukup tinggi di bulan Ramadan.
Empat pilar yang dimaksud Yoyok Sukawi yakni Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
“Momentum Ramadan kali ini ayo kita terus terapkan empat pilar kebangsaan. Kalau itu sudah diterapkan, maka masyarakat akan menjalani Ramadan dengan nyaman, sejuk, dan penuh toleransi,” tutur Yoyok Sukawi dalam acara yang menerapkan protokol kesehatan ini.
“Sebagai contoh, apabila sila pertama Pancasila kita terapkan, maka saudara-saudara kita yang menjalankan mau pun tidak menjalankan ibadah puasa bisa saling menghargai. Sudah tidak jamannya sweeping warung di siang hari yang dianggap menganggu orang puasa kalau sila pertama itu benar-benar dijunjung,” lanjut anggota MPR RI dari Dapil Jawa Tengah I ini.
Selain itu, Yoyok Sukawi juga menambahkan bahwa NKRI sebagai bentuk negara juga telah melindungi setiap masyarakat untuk memeluk agama sesuai kepercayaan masing-masing.
“Indonesia ini rumah kita, jadi di NKRI sudah diatur kebebasan untuk memeluk agama. Oleh sebab itu, siapa saja bisa melaksanakan kegiatan keibadahan dengan nyaman di rumah kita ini. Tapi kalau di waktu pandemi gini, yang penting prokes tetap jalan. Sudah, kalau itu dilaksanakan dengan baik maka kehidupan akan menjadi nyaman dengan penerapan empat pilar kebangsaan,” tandas Yoyok Sukawi.
Terakhir, Yoyok Sukawi minta masyarakat benar-benar menerapkan semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika di tengah Ramadan 1442 H kali ini.
“Semboyan negara yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu ini harus kita terapkan lo Ibu-ibu Bapak-bapak. Jadi misal ada saudara kita yang tidak menjalankan puasa, kita hargai juga. Kalau sama-sama saling menghormati kan lebih gayeng dan nyaman Ibu-ibu dan Bapak-bapak,” pungkasnya. (02).