Semarang, Jatengnews.id – Perencana Keuangan sekaligus Pendiri Mitra Rencana Edukasi, Mike Rini Sutikno menyarankan uang Tunjangan Hari Raya (THR) sebaiknya digunakan dengan bijak.
“Sebenarnya THR ini tidak hanya bisa digunakan untuk keperluan hari raya, tapi juga mampu untuk bisa mendukung kegiatan keuangan keluarga lainnya,” katanya dalam Webinar Cerdas Kelola Tunjangan Hari Raya di kanal Youtube Kemkominfo TV, Rabu (21/4/2021).
Menurutnya, apabila seseorang tidak memiliki pengetahuan, pengalaman, maupun keahlian untuk pengelolaan keuangan, THR bisa habis dengan cepat.
Kebijakan pengelolaan keuangan juga penting karena terkadang untuk pemenuhan kebutuhan hari raya, uang THR bahkan tidak cukup untuk memenuhinya.
Wanita yang sudah 10 tahun malang melintang dalam layanan perencanaan keuangan pribadi dan pengelolaan kekayaan ini menambahkan, hal pertama yang penting dalam penggunaan uang THR adalah pola pikir yang tepat.
“Kadang-kadang terjadi euforia ketika memiliki uang yang banyak. THR ini memang diberikan untuk memenuhi kebutuhan hari raya, tapi jika dikaitkan dengan keadaan saat ini dan kebutuhan rumah tangga yang sangat banyak, maka keuangan harus dikelola dengan bijak,” ungkapnya.
Mike berpesan, penggunaan uang harus dilakukan dengan matang. Perlu ada keseimbangan antara prioritas keuangan dengan pengeluaran istimewa di hari raya.
Dirinya menekankan bahwa masyarakat harus tahu bahwa prioritas keuangan berarti penting bukannya genting.
“Genting itu darurat, contohnya bayar listrik, bayar telepon, itu sesuatu yang genting,” katanya.
Sedangkan, yang dimaksud prioritas keuangan contohnya adalah menabung dana darurat, pelunasan hutang macet, dan investasi jangka panjang dengan alokasi dari THR sebesar 10-30 persen.
“Jika prioritas keuangan kita itu belum terpenuhi semuanya, boleh dong mengambil sedikit dari THR kita,” ujarnya.
Lanjutnya, Mike menyampaikan bahwa dana darurat merupakan dana yang harus ada di setiap keluarga dan tidak digunakan kecuali saat mendesak.
“Sebelum pandemi, setidaknya untuk dana darurat tiap keluarga punya tiga kali pengeluaran keluarga per bulan. Tapi sebenarnya yang ideal itu enam kali,” katanya.
Dana darurat ini penting karena masa depan yang tidak menentu, misalnya diberhentikan dari pekerjaan, kendaraan mengalami kecelakaan dan belum mendapatkan asuransi, masalah kesehatan, dan perbaikan rumah.
“Kalau anda alokasikan 10-30% di awal dari THR anda untuk prioritas keuangan, maka anda tidak perlu mengeluh di belakang,” katanya.
Selanjutnya, alokasi uang THR sebesar 10 persen dapat dikelompokkan untuk pengeluaran zakat, infak, dan sedekah.
“Selain itu ada juga angpao dan hadiah lebaran. Itu sebenarnya dimasukkan dalam kategori pos ini,” jelasnya.
Alokasi berikutnya sebesar 5-15 persen untuk sajian khas hari raya. Kemudian, pengeluaran untuk busana dan perlengkapan ibadah juga direncanakan dengan kisaran 5-15 persen.
“Ini yang biasanya menggerus THR. Nanti keburu uangnya habis hanya untuk makanan. Untuk pakaian juga tidak wajib untuk beli baru. Yang penting bersih dan serasi,” paparnya.
Apabila semua daftar di atas sudah dipenuhi, sisa 10 hingga 15 persen uang THR bisa digunakan untuk hobi, hiburan, dan modal usaha.
“Jadi pos-pos tadi hanya saran dari saya. Intinya adalah semuanya perlu dianggarkan, jangan tidak direncanakan sama sekali,” tandasnya. (Devan-01).