26 C
Semarang
, 23 September 2023
spot_img

BPBD Demak Peringati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional

Demak, Jatengnews.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional yang dirayakan setiap  26 April.

“Hari ini tanggal 26 April 2021, di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional 2021, tepat pukul 10.00 WIB waktu Demak, kita melaksanakan simulasi mandiri dengan bentuk bencana gempa,” kata Kepala BPBD Demak, Agus Nugroho, Senin (26/04/2021) di Kantor BPBD Demak.

Simulasi tersebut dilaksanakan untuk mengatasi gempa yang kerap terjadi di Indonesia. Bahkan, dini hari tadi guncangan dirasakan di wilayah Ruteng, Nusa Tenggara Timur.

“Walaupun di Demak potensi terjadi gempa dibawah satu persen, namun hal ini dilakukan untuk pemahaman teman-teman agar ketika terjadi bencana gempa atau berada di lokasi gempa, kita mampu mengenali ancamannya, mampu mengantisipasi akibatnya, mampu menyiapkan strateginya, mampu mengurangi resikonya, dan kita siap untuk selamat,” paparnya.

Agus menambahkan bahwa penyelenggaraan kesiapsiagaan bencana tak sebatas dilakukan di tingkat desa bahkan hingga di keluarga.

“Kami sudah mengkomunikasikan dengan rekan-rekan Camat, Danramil, dan Kapolsek, agar menyelenggarakan di lingkungannya masing-masing sampai dengan tingkat desa. Karena targetnya tidak hanya sampai desa, tapi juga keluarga,” ujarnya.

Saat ini BPBD menargetkan keluarga tangguh bencana dengan komandannya  ibu rumah tangga yang ada di masing-masing rumah.

“Karena ibu rumah tangga adalah orang yang sering berada di rumah beserta keluarganya. Sehingga beliau adalah komandan keluarga tanggap bencana di masing-masing rumah tangga,” tegasnya.

Kepala BPBD Demak sendiri mengharapkan tidak terjadi bencana di Demak dengan lima potensinya, yaitu banjir, kekeringan, kebakaran, angin puting beliung, dan tanah longsor. Dirinya juga berharap dengan seringnya dilaksanakan simulasi, masyarakat semakin memahami potensi ancaman yang dihadapi.

“Kalau tanah longsor hanya di dua lokasi yaitu Banyumeneng dan Jragung. Insyaallah tidak ada gempa di Demak. Contoh jika di Desa A potensi ancamannya banjir, minimal kepala desa beserta seluruh jajarannya menyiapkan misal karung sak, bambu, dan pasir yang setiap saat bisa digunakan untuk menambal tanggul-tanggul kritis,” terangnya.

Contoh yang lainnya, apabila ancaman kekeringan dihadapi suatu wilayah, bisa disiapkan embung, Pamsimas (penyediaan air minum dan sanitasi masyarakat), biopori, dan anggaran untuk pembelian air bersih di PDAM.

“Kemudian jangan lupa kalau kita harus tahu jadwal penutupan air dari Kedungombo, itu bulan Juli hingga Oktober. Saat itulah Demak kekeringan, itu harus kita kenali ancamannya,” pungkasnya. (Devan-02)

Berita Terkait

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img

Berita Pilihan