Jakarta, Jatengnews.id – Heri Hendrayana Harris atau yang lebih dikenal dengan nama Gol A Gong dikukuhkan menjadi Duta Baca Indonesia periode 2021-2025, Jumat (30/04/2021).
Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpustakaan Nasional RI, Adin Bondar mengatakan bahwa Duta Baca Indonesia ini merupakan aksi pemberdayaan masyarakat dalam rangka pembangunan kegemaran membaca dan juga literasi di Indonesia.
“Ini tentu merupakan amanat Undang-undang Nomor 43 tahun 2007 Tentang Perpustakaan Pasal 48 bahwa pembudayaan kegemaran membaca itu dilakukan melalui satuan keluarga, satuan pendidikan, juga satuan masyarakat yang mana semua elemen masyarakat harus terlibat di dalamnya,” katanya dalam Pengukuhan & Talkshow bersama Duta Baca Indonesia, yang disiarkan langsung dalam kanal Youtube Perpustakaan Nasional RI, Jumat (30/04/2021).
Duta Baca Indonesia sebagai role model merupakan sosok pribadi inspirator, motivator, dan katalisator.
“Artinya apa? Bahwa dengan adanya role model ini kita harapkan bisa menjembatani antara masyarakat dan juga pemerintah dalam upaya penguatan kegemaran membaca juga budaya literasi di negara kita,” ungkapnya.
Kepala Perpustakaan Nasional RI, Muhammad Syarif Bando menambahkan, tujuan ditetapkannya duta baca ialah membangun sinergi untuk lebih meyakinkan lagi kepada seluruh stakeholder terutama masyarakat Indonesia yang selama berpuluh-puluh tahun menerima penghakiman dunia sebagai bangsa yang budaya bacanya rendah.
Budaya baca yang rendah ini dikatakan menurunkan indeks literasi sehingga membuat pendapatan per kapita, daya saing global, daya saing inovasi, rasio gini, dan tingkat kebahagiaan juga rendah.
Kepala Perpustakaan Nasional RI tersebut juga meminta kepada masyarakat Indonesia untuk menghentikan penghakiman-penghakiman terhadap masyarakat termarjinalkan.
“Karena tidak ada gunanya terus menghakimi masyarakat rendah budaya bacanya, kalau buku yang tersedia di masyarakat itu 1 buku ditunggu 90 orang, ini problem,” ungkapnya.
Gol A Gong yang sudah menulis 125 buku terdiri dari novel, buku parenting, tips menulis, antologi puisi, antologi cerpen, bahkan travel writing atau catatan perjalanan ini diketahui memiliki tagline “Hidup untuk menulis, menulis untuk hidup”.
“Hidup untuk menulis, menulis untuk hidup ini sebetulnya implementasi dari Iqra Kalam. Jadi bagi saya jika hidup tidak dituliskan, maka kita akan dilupakan,” kata Gol A Gong.
Duta Baca Indonesia yang baru tersebut juga mengatakan bahwa sebenarnya minat baca di Indonesia tidaklah rendah.
“Saya sudah dari sabang sampai Manokwari, di setiap daerah saya melihat antusiasme terhadap buku itu tinggi. Dan ternyata kendalanya adalah akses yang sulit dan distribusi buku yang tidak merata, terutama di luar Jawa. Itulah kenapa setiap saya ke daerah, selalu mendorong agar mereka melupakan soal kendala-kendala itu, mari kita buat buku sendiri,” pungkasnya.(Devan-02)