Semarang, Jatengnews.id – Gubernur Jawa Tengah sekaligus Ketua Umum Keluarga Alumni Gajah Mada (KAGAMA), Ganjar Pranowo mengungkapkan pentingnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menyongsong masa depan khususnya era 4.0.
Hal ini ia sampaikan ketika memberi sambutan dalam kegiatan KAGAMA Literasi 2: Bedah Buku Kompetensi SDM di Era 4.0 di kanal Youtube KAGAMA Channel, Sabtu (1/5/2021).
“Hipotesis yang mengatakan di 2045 kita akan menjadi negara besar secara ekologi, apakah itu ranking 7 atau ranking 4, hipotesis itu harus kita buktikan, dropmap termasuk skenarionya harus dipersiapkan. Dan yang paling penting dan saya yakin betul nomor satu adalah SDM,” katanya.
Ganjar menceritakan salah satu pengalamannya terkait pentingnya kualitas SDM yang harus disiapkan dalam menghadapi revolusi industri.
“Ada kemarin investor sudah masuk dan investasi kemudian butuh menginstall mesinnya, dan tidak ada yang bisa di antara kita. Akhirnya dia harus mendatangkan orang asing,” ungkapnya.
Menurutnya hal ini bisa membawa dampak negatif khususnya dari pandangan negara lain terhadap apa yang Indonesia miliki.
“Ketika orang asing itu didatangkan sebagai tenaga expert untuk menginstall mesin-mesin, maka di luar sana kita akan dirasani (digunjingkan) kenapa harus orang asing, kenapa tidak kita sendiri,” ujarnya.
Ganjar berharap dengan adanya buku Kompetensi SDM di Era 4.0 oleh A.M. Lilik Agung yang merupakan seorang trainer profesional yang mengajar instruktur untuk banyak perusahaan ternama tersebut, tantangan SDM ke depan bisa terjawab.
“Buku ini kita harapkan bisa menjawab bahwa SDM ke depan itu SDM yang sangat dinamis, sangat lincah, inovatif dan kreatif, yang selalu mampu beradaptasi dengan kondisi entah besok, jadi tidak hanya sekarang,” tuturnya.
Dalam bedah buku yang juga dihadiri Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto ini, buku yang merupakan karya alumni UGM tersebut diharapkan benar-benar bisa diterapkan dalam kehidupan.
“Buku ini kita harapkan betul-betul bisa memberikan informasi sekaligus ada guidance (arahan) buat kita apalagi ada Pak Dirjen dan teman-teman pelaku (pendidik) di sini yang mudah-mudahan bisa mengisi kekosongan-kekosongan itu,” tandasnya.
A.M. Lilik yang juga mengisi dalam acara ini mengatakan bahwa buku karyanya tersebut dibuat selama pandemi sejak bulan April.
“Buku ini dibagi dalam dua bab, yang pertama bicara tentang karakteristik 4.0, lalu kompetensi yang diperlukan pada era 4.0,” jelasnya.
Ia menuturkan, berdasarkan World Economic Forum, karakteristik era 4.0 dibangun oleh tiga gugus yaitu digital, fisik, dan biologi.
“Hari ini, satu tahun terakhir ditambah satu gugus lagi, yaitu gugus Covid,” katanya.
Menurutnya, Covid-19 sendiri dalam sisi positifnya justru mempercepat dan mempermudah dalam pelaksanaan era 4.0.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan adanya Covid-19, muncul model bisnis baru, budaya kerja dan kebiasaan baru, reskilling dan upskilling, kemudian kompetensi yang baru. (Devan-01).