Demak, Jatengnews.id – Warga Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak harus kembali merasakan air rob yang merendam wilayahnya.
Berdasarkan pantauan tim Jatengnews.id di lapangan, Kamis (6/5/2021) ketinggian air di beberapa titik bahkan mencapai lutut orang dewasa. Salah satu warga Desa Sriwulan, Eko mengatakan, bahwa memasuki bulan Ramadhan air rob semakin tinggi. Pria yang bekerja di bengkel sekaligus membuka toko kelontong tersebut mengatakan kemarin Rabu (05/05/2021) merupakan banjir terparah.
“Biasanya sekitar pukul 15.00 WIB air sudah mulai merendam sampai ketinggian maksimalnya pukul 16.00 WIB, itu sampai pukul 17.00 air masih tinggi maksimal. Air surut biasanya kalau sudah malam sekitar pukul 9 atau 10 malam,” katanya Kamis, (6/5/2021).
Eko menuturkan daerah paling parah terdampak air rob ialah wilayah Tahap III Desa Sriwulan karena jalanan juga masih belum dilakukan pembetonan. Menurutnya banyak masyarakat terdampak banjir yang menitipkan kendaraannya di sekitar perbatasan Semarang-Demak karena akses jalan yang sulit.
“Kendaraan banyak yang rusak karena terkena air asin juga,” ujarnya.
Warga lain, Sulis mengatakan bahwa air rob bahkan belum surut hingga hari ini di salah satu area yaitu RT 3 RW 7.
“Sampai tadi siang belum sempat surut, sudah direndam air rob lagi sore ini,” keluhnya.
Sulis menuturkan bahwa menguras air rob yang ada di rumahnya seperti sudah menjadi rutinitas. Ia mengatakan biasanya ia membersihkan sisa-sisa air hingga pukul 22.00 WIB.
Ia menyampaikan sebenarnya dirinya juga menginginkan bisa pindah ke wilayah lain agar tidak merasakan rob lagi. Namun, halangan biaya menjadi faktor utama yang menghambatnya.
“Kalau rumah di sini dijual paling juga tidak laku,” katanya.
Dirinya mengharapkan, program sabuk pantai bisa segera dilaksanakan dan diselesaikan sehingga bisa mengatasi air rob yang rutin merendam Desa Sriwulan. Menurutnya, warga di sini sendiri sudah terbiasa menghadapi rob namun tetap saja mereka menginginkan masalah ini bisa teratasi.
“Satu-satunya harapan kami warga di sini ya sabuk pantai itu,” pungkasnya. (Devan)