Semarang, Jatengnews.id – Lebaran Idul Fitri 2021 menjadi berkah bagi Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan di Lapas Perempuan Kelas II A Semarang. Pasalnya, kue lebaran buatan napi Lapas tersebut laris manis terjual.
Kue lebaran yang dijual merupakan hasil dari program pembinaan kemandirian Kelompok Kerja (Pokja) Tata Boga Lapas Perempuan Semarang. Pembuatan kue kering lebaran dibuat untuk memenuhi pesanan saat lebaran tiba.
Salah satu napi Lapas Perempuan Samarang, Warsinah (40) mengaku usaha kue yang digelutinya banjir pesanan saat lebaran. Sampai saat ini sudah ada ratusan pesanan kue lebaran kepadanya. Harga yang dijual juga cukup murah mulai dari Rp 30 ribu hingga Rp 70 ribu.
“Lebaran seperti ini banyak orderan kue kering untuk lebaran. Kami mengerjakannya secara kelompok. Keuntungan yang dihasilkan juga dibagi,” ucap Warsinah saat ditemui di Lapas Perempuan, Senin (17/5/2021).
Ia mengaku, meskipun di dalam penjara dia tak mau berputus asa. Dengan mengikuti program pembinaan, dia bersemangat untuk membuat usaha roti setelah bebas dari penjara.
“Tahun 2022 nanti semoga bisa keluar dari penjara dan kembali ke Jakarta. Nanti kalau sudah keluar dari penjara ingin bisnis roti,” imbuhnya.
Kasi Kegiatan Kerja Lapas Perempuan Samarang, Rini Sulistyowati mengatakan, progam pembinaan kemandirian diberikan kepada Napi perempuan supaya lebih produktif selama menjalani masa tahanan. Mereka, lanjutnya, juga mendapat premi atau upah dari kegiatan tersebut.
“Premi yang didapat napi sebesar 50 persen dari keuntungan. Sisanya, 35 persen untuk pengembangan dan 15 persen untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB). Bahkan bisa menafkahi keluarganya yang ada di rumah,” ujar Rini saat ditemui di Lapas Perempuan Bulu, Senin (17/5/2021).
Ia mengatakan, di lapas perempuan Bulu Kota Semarang terdapat pembinaan kemandirian sebanyak 12 Kelompok Kerja (Pokja) meliputi, Tata Boga, membatik, menjahit, membuat bakery, salon, dan masih banyak yang lainnya. Bahkan, sebagian sudah menjalin kerjasama dengan pihak ketiga untuk memproduksi barang pesanan.
“Melalui Pokja tersebut, napi perempuan dibimbing untuk lebih produktif dan bisa mendapatkan premi atau upah. Sehingga, uang yang didapatkan bisa dikirimkan kepada keluarga yang ada di rumah,” ucapnya. (Majid-02)