Demak, Jatengnews.id – Meski hari raya Idulfitri sudah terlewat, sejumlah pedagang janur dadakan masih terlihat di Pasar Buyaran, Desa Karangsari, Kecamatan Karangtengah, Rabu (19/05/2021).
Para pedagang tersebut mengatakan mereka memanfaatkan tradisi Syawalan atau yang disebut juga Lebaran Kecil/Lebaran Ketupat yang dirayakan selang seminggu setelah hari raya Idulfitri.
Salah satu pedagang janur dadakan, Istianah mengatakan dirinya biasanya berjualan kelapa sehari-hari. Namun, dengan adanya momentum tradisi Syawalan ia juga menjual daun yang bisa dimanfaatkan dalam banyak kegiatan ritual tersebt. Apalagi dalam perayaan Syawalan, terkadang kelapa dibutuhkan dalam pembuatan lepet.
“Kalau saya menjualnya masih belum dibentuk jadi bentuk khusus. Biasanya perayaan Syawalan di sini kan membuat ketupat, lepet, atau lontong. Jadi biar bebas pembelinya memilih,” ungkapnya pada tim Jatengnews.id.
Menurutnya, sudah menjadi tradisi di wilayah Demak khususnya Desa Karangsari, Kecamatan Karangtengah untuk merayakan acara syukuran di masing-masing musala.
Pedagang lain, Lailatul Muna yang sehari-hari berjualan semangka juga terlihat sedang merangkai bungkus ketupat di depan Pasar Buyaran. Ia menuturkan penjualan janur tersebut sudah menjadi kegiatan tahunan baginya.
“Sudah sejak tahun 1995 waktu awal saya berjualan di Pasar Buyaran, setiap momen Syawalan saya berjualan janur,” ujarnya.
Untuk satu ikat janur biasa ia jual dengan harga Rp6 ribu. Jika kondisi pasar sedang ramai, dalam sehari bisa menghasilkan keuntungan mencapai Rp100 ribu hanya dari berjualan janur.
“Hanya saja memang tidak pasti penjualannya. Setidaknya lumayan untuk pemasukan tambahan,” pungkasnya. (Devan-02)