Semarang, Jentengnews.id – Warga Kampung Tambaklorok, Tanjung Emas, Semarang Utara terpaksa merayakan tradisi kupatan dengan kondisi memperhatikan. Pasalnya, Kampung Tambaklorok tengah dilanda banjir pasang air laut (rob) saat perayaan syawalan sedang berlangsung.
Air rob setinggi 30 – 50 cm tersebut hampir melanda seluruh kawasan kampung tersebut. Sudah lebih dari sebulan air tersebut menggenangi kawasan Tambaklorok.
Kondisi paling parah berada di wilayah RW 15 yang seluruh RT nya terendam air rob. Akhirnya, warga terpaksa memasak kupat, lepet, dan lontong dengan kondisi seadanya. Ada yang di pinggir jalan gang yang kondisinya sedikit terkena air.
Salah satu warga Tambaklorok, Sutrisnah (52) harus memasak kupat di pinggir jalan gang depan rumah kerena dapurnya kemasukan air. Ia memasak menggunakan sebuah loyang berukuran sedang dengan kondisi air rob menggenang.
“Karena tempatnya tidak ada, yang di dalam rumah kemasukan air rob dan kompor gak bisa menyala akhirnya masak di pinggir jalan gang,” ucapnya saat ditemui saat memasak kupat, Rabu (19/5/2021).
Ia menerangkan, untuk memasak sehari-hari harus di luar rumah karena rob masih melanda kawasan rumahnya. Namun ia mengaku sudah biasa dengan kondisi tersebut.
“Pasti setiap hari raya lebaran dan kupatan itu banjir, tahun kemarin juga sama banjir,” tambahnya
Warga Tambaklorok lainya, Supriyanti (50) mengaku sulit untuk memasak karena air rob masuk di dalam rumahnya. Ia mangaku, banjir rob melanda dari pagi sampai malam.
“Pagi sampai malam pasti kondisinya begini (banjir rob). Rob datang dari mulai pukul 10 pagi sampai 7 malam,” ucapnya sambil memasukkan beras dalam selongsong kupat.
Ketua RW 15 Tambaklorok, Amron membenarkan bahwa banjir rob yang terjadi sudah lebih dari satu bulan. Hal itu membuat aktifitas warga menjadi terganggu.
“Banjir rob sudah lebih dari satu bulan, bahkan sebelum puasa Ramadhan kemarin. Aktifitas warga sangat terganggu apalagi saat ini momen Lebaran dan kupatan,” ucapnya saat di lokasi.
Amron berharap, kondisi rob di Tambaklorok segera surut dan masyarakat bisa kembali beraktifitas normal seperti biasanya. (Majid-02)