32 C
Semarang
, 23 September 2023
spot_img

Bagi-bagi Kupat Jembut, Warga Jaga Tradisi Syawalan di Semarang

Semarang, Jatengnews.id – Puluhan remaja dan anak – anak di Kelurahan Pedurungan Tengah, Kota Semarang tampak berjajar rapi di depan sebuah mushola dengan membawa kantong plastik. Mereka sangat antusias menunggu pembagian makanan khas saat syawalan yaitu Kupat Jembut.

Nama Kupat Jembut sekilas terdengar sedikit tabu. Namun, bagi warga Kota Semarang sebutan makanan yang satu ini sudah familiar di telinga. Karena, setiap tahun saat perayaan syawalan masyarakat di sana tetap melestarikan tradisi bagi-bagi ketupat itu.

Kupat Jembut, atau orang umum menyebutnya Kupat Sumpel karena kupat tersebut beda. Yang membedakan yaitu adanya tambahan kecambah di tengah ketupat yang dibelah tengahnya dan menonjol sampai keluar. Cara memakannya juga dicampur dengan lalapan sayuran atau urap.

Warga memperlihatkan beberapa tumpukan Kupat Jembut sebelum dibagikan. (Foto: Majid).

Ketua RW 1 Kelurahan Pedurungan Tengah, Wasi Darono mengatakan, tradisi bagi – bagi Kupat Jembut sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu dan dilaksanakan saat syawalan saja.

“Jadi ini tradisi sesepuh kita dan tinggal melanjutkan saat syawalan dengan membuat Kupat Jembut atau Ketupat Sumpel,” ucapnya saat memandu membagikan kupat, Kamis (20/5/2021).

Ia mengatakan, sampai saat ini, antusiasme warga yang melestarikan tradisi syawalan itu masih tinggi. Bahkan, sebelum virus Covid 19 melanda, dilakukan dengan cara berebut dan diawali dengan pesta petasan setelah subuh.

“Karena pandemi ini kita sesuaikan dengan membagikan ke anak-anak. Setiap rumah yang membuat kupat sumpel akan di datangi bergiliran,” ucapnya.

Ia menambahkan, tradisi ini merupakan sarana menjalin rasa kebersamaan dan saling berbagi kepada sanak saudara dan tetangga sekitar.

“Harapanya warga masyarakat tetap merawat tradisi ini dalam rangka untuk menjalin silaturahim dan ukhuwah kebersamaan dalam masyarakat,” imbuhnya.

Sementara itu, salah satu warga, Tri Martiningsih meengaku senang sekali mengikuti tradisi ini. Ia selalu menunggu perayaan ini. Menurutnya, tardisi semacam ini perlu terus dilestarikan.

“Yang pasti senang karena ini tradisi leluhur yang harus tetap dilestarikan,” ucapnya saat mengantar anaknya. (Majid-01).

Berita Terkait

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img

Berita Pilihan