27 C
Semarang
, 10 December 2023
spot_img

Tumpuan Hamparan Sampah di Muara Sungai BKT Ganggu Nelayan Melaut

Semarang, Jatengnews.id – Keberadaan hamparan sampah di sepanjang muara sungai Banjir Kanal Timur (BKT) terutama di Kampung Tambakrejo, Tanjung Mas, Kota Semarang membuat hasil tangkapan nelayan berkurang.

Sampah – sampah tersebut menggangu aktivitas masyarakat saat melaut. Pasalnya, sampah itu membuat jaring nelayan dan kipas perahu rusak karena terjangan sampah yang terbawa oleh air.

Dari pantauan, sampah yang didominasi sampah plastik tersebut tak hanya berada di satu titik. Sepanjang bantaran muara sungai hingga laut itu dipenuhi sampah. Sebagian sampah tersebut sudah terpendam di tanah dan sebagian yang lain masih mengambang atau tersangkut di bibir sungai.

Salah satu warga di Kampung Nelayan Tamengataka Marzuki mengatakan, banyaknya sampah plastik tersebut mempengaruhi hasil tangkapan para nelayan.

“Di sini banyak nelayan yang  jaringnya jebol karena banyak sampah yang ikut terjaring. Selain itu, hampir setiap hari perahu para nelayan macet karena baling-baling  perahu para nelayan tersangkut plastik,” ucapnya saat ditemui di Kampung Tambakrejo, Senin (24/5/2021).

Hal itu, juga berpengaruh terhadap hasil tangkapan nelayan karena air laut terkesan kumuh. Selain itu rumah-rumah ikan banyak yang terkena sampah sehingga banyak ikan yang pergi.

Semada dengan yang dikatakan nelayan lain, Selamet mengungkapkan bahwa sampah plastik yang  ada di pesisir laut Tambakrejo seperti gunungan sampah.

“Namun saat ini sudah hanyut dan malah melebar di mana-mana,” imbuhnya. 

Menurutnya, saat sungai itu sedang banjir, sampah plastik yang datang ke laut terlihat lebih banyak. Mayoritas sampah itu merupakan kiriman dari atas.

“Dalam sehari dari muara sampai hulu dipenuhi dengan sampah yang tak terhitung jumlahnya. Kondisi itu datang saat banjir di sungai itu,” ucapnya.

Ia mengatakan, sampah tersebut membuat budidaya kerang miliknya merugi. Biasanya, sekali panen bisa sampai 3 ton kerang. Namun saat ini hanya bisa dipanen 1 ton saja karena terganggu oleh sampah plastik yang menempel di rumah kerang.

“Hasil tangkapan sangat berpengaruh, sayakan mempunyai  terumbu kerang sampah-sampah itu sangat  mengganggu. jadinya bibitnya dulu bagus sekarang jelek,” imbuhnya. (Majid-01).

Berita Terkait

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img

Berita Pilihan