Semarang, Jatengnews.id – Warna-warni gerakan seribu kuas bangkitkan wisata Kampung Pelangi Semarang dari pandemi Covid-19. Gerakan tersebut diinisiasi oleh Grand Edge Hotel Semarang dan Nippon Paint.
Gerakan seribu kuas merupakan upaya merevitaliasasi kembali warna-warni bangunan rumah yang ada di kawasan Kampung Pelangi Kota Semarang.
Kawasan yang ada di bukit Gunung Brintik atau Jalan DR. Sutomo Randusari Semarang itu akan dicat ulang untuk merawat dan bangkitkan gairah wisata pada saat era kenormalan baru berwisata.
Sebagai gerakan donasi, Grand Edge Hotel Semarang menggandeng Nippon Paint menyerahkan sebanyak 25 pail cat untuk mengecat ulang 150 rumah di Kampung Pelangi.
“Revitalisasi Kampung Pelangi Gerakan Seribu Kuas ini CSR hari jadi ke-6 Grand Edge Hotel, menyerahkan 25 pail atau 451 kg cat, setara 6000 bidang cat bisa untuk cat ulang 150 rumah,” kata HS Handoyo, Hotel Manager PT Kekancan Mukti, Selasa 25 Mei 2021.
Dia berharap kontribusi tersebut ikon wisata Kota Semarang yang kesohor sampai di 22 negara itu kembali cantik penuh warna-warni. Bisa kembali mendongkrak pariwisata Kota Semarang di kawasan Kampung Pelangi.
Pihaknya menyadari, jika kawasan destinasi pariwisata tidak lepas dari dunia perhotelan dan saling suport. Apalagi masa pandemi Covid-19 yang menghantam sektor pariwisata dan perhotelan.
“Pandemi sangat menghantam dunia pariwisata, maka butuh kerjasama antar sektor, pemerintah, swasta, BUMN dan warga untuk membangkitkan kembali pariwisata,” katanya.
Regional Sales Manager Jawa Tengah Nippon Paint Indonesia, Marselino Najoan mengungkapkan selain donasi cat eksterior, Nippon Paint juga mendukung pengecatan bidang lain seperti Jembatan Kampung Pelangi dengan kreativitas mural.
Pihaknya menyambut positif inisiasi yang dilakukan bersama Grand Edge Hotel Semarang, mendukung keberadaan Kampung Pelangi sebagai ikon budaya kehidupan sosial masyarakat di Semarang.
“Hal ini juga memberikan motivasi kepada kami untuk senantiasa memberikan manfaat bagi masyarakat luas dalam menghidupkan Kampung Pelangi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Semarang Indriyasari mengapresiasi kolaborasi antara Grand Edge Hotel dan Nippon Paint.
Indriyasari menceritakan awal berdirinya Kampung Pelangi sejak Mei 2017 lalu, yang awalnya pemkot Semarang hanya sebatas revitalisasi Pasar Bunga Kalisari agar terlihat cantik.
Lalu, Pemkot melihat kampung di belakangnya terihat kumuh kemudian bersinergi dengan warga untuk mempercantik kampung dengan warna-warni cat pada setiap rumah di Bukit Gunung Brintik tersebut.
“Hasilnya di luar dugaan, bahkan sampai masuk media baik nasional maupun internasional. Sampai 22 negara berkunjung ke Kampung Pelangi,” jelasnya.
Pihaknya mengakui, pandemi Covid cukup menyulitkan sektor pariwisata namun dengan optimisme dan strategi perlahan pariwisata Semarang bangkit.
Dia mengungkapkan ada tiga strategi pariwisata yang kembali dibangkitkan selama masa pandemi Covid-19, yakni adaptasi, kolaborasi, dan inovasi.
“Adaptasi, selama pandemi sektor pariwisata termasuk di Kampung Pelangi menerapkan protokol kesehatan, mau masuk sini sudah ada tempat cuci tangan, imbuan pakai masker dan jaga jarak,” katanya.
Lalu strategi kolaborasi, kata Indriyasari, yakni apa yang seperti terjadi saat in di mana Kampung Pelangi berkolaborasi dengan sektor swasta Grand Edge Hotel dan Nippon Paint.
Untuk inovasi, di Kampung Pelangi, wisatawan tak hanya menikmati indahnya suasana warna-warni dan budaya warga Kampung Pelangi, ada Pasar Bunga serta saluran air yang bersih.
“Banyak daerah meniru Kampung Pelangi maka perlu inovasi, seperti saluran air di sini ditebar benih ikan dan sungai bersih sehingga bisa dimanfaatkan kegiatan lain yang menjadi daya tarik wisatawan,” katanya.
Katua Pokdaewis Kampung Pelangi Slamet Widodo menyambut baik kolaborasi dan inisiasi dari Grand Edge Hotel dan Nippon Paint.
Dia mengatakan, bantuan cat akan digunakan mengecat kembali rumah-rumah kawasan Kampung Pelangi untuk kembali tampil cantik.
“Sudah dilakukan bertahap, karena geografis yang berbeda dengan biasanya maka kami lakukan pengecatan dengan tenaga terampil warga kami,” katanya.
Saat ini Kampung Pelangi sudah bisa dikunjungi oleh wisatawan dengan pengawasan protokol kesehatan yang ketat.
“Kami sediakan tempat cuci tangan, serta pengawasan ketat agar tidak ada kerumunan wisatawan,” katanya. (Ody-01).