Semarang, Jatengnews.id – Setiap bulan, warga Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Mas, Kota Semarang terima pasrah saat banjir rob datang menggenangi kampung dan rumah mereka.
Ketua RW 15 Tambaklorok, Selamet Riyanto mengatakan, banjir rob yang paling parah terjadi pada RW 15. Menurutnya rob tahun ini (2021) juga berbeda dengan rob yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
“Ini perubahan alam atau apa yang jadi pemicu, datangnya rob dan hilangnya semakin lama. Kalau dulu kan seumpama jam 15.00 Wib datang, dalam durasi tiga sampai empat jam itu rob sudah turun, tapi sekarang tidak,” katanya saat ditemui di lokasi beberapa waktu lalu.
“Kadang pagi rob datang, menjelang siang rob hilang. Sorenya rob datang lagi, jadi kan kami bingung,” imbuhnya.
Tahun sebelumnya, lanjut dia, rob datang setiap satu bulan satu kali. Sedangkan tahun ini, banjir rob datang berbulan-bulan.
“Dalam satu bulan dulu sekali, itu cuma seminggu. Setelah satu minggu rob hilang, kemudian rob akan datang ke bulan berikutnya. Tapi sekarang, dari sebelum lebaran sampai sekarang rob datang terus setiap hari,” jelasnya.
Untuk mengatasi masalah ini, menurutnya masing-masing warga berupaya meninggikan rumahnya dengan kemampuan finansial.
Dikatakan, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi pernah meninjau ke Tambaklorok dan menjanjikan akan membangun Sheet Pile untuk mengatasi Rob.
“Kalau warga yang mampu, rumahnya ya ditinggikan. Empat bulan lalu, Pak Hendi datang dan katanya akan membangun Sheet Pile, tapi kami tidak tahu perihal kelanjutannya. Sebab pembangunan itu kan membutuhkan dana yang tidak sedikit,” katanya.
Salah satu warga Tambaklorok, Rifki (20) mengaku mencoba tetap bertahan dengan keadaan rob di kampungnya.
“Dulu saat saya masih kecil rob nya tinggi sedada saya. Rob ini masih terbilang kecil, jadi terbiasa. Dan mau tidak mau ya kami harus tinggal di sini, karena mata pencaharian masyarakat sini kan nelayan,” terangnya.
Ia berharap, ada pembangunan dari Pemkot Semarang. Dan memfungsikan irigasi Tambaklorok sebagaimana mestinya. “Harapannya ya saluran air atau irigasinya, selama ini kan saluran buat pasang surutnya air laut kan tidak jalan,” tandasnya. (Zaidi-02)