JatengNewsTV – Berikut kami sajikan video kisah Rapper Hip Hop banting setir pilih budidaya ikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di keluarga.
Bagi anda yang ingin menonton video kisah Rapper Hip Hop banting setir pilih budidaya ikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di keluarga bisa anda klik gambar di atas.
Kisah itu yang dirasakan oleh pria bernama Abdurrohman atau yang akrab di panggil Kobuele El Fadro (38) ini, sudah menggeluti dunia hiburan sejak tahun 2000.
Kobuele mengaku konsen dalam musik Hip Hop sebagai Rapper. Selama perjalannya ia mengaku sudah sering melakukan manggung di luar kota, sampai saat ini sudah memiliki komunitas di Kota Semarang.
Tonton juga: VIDEO Mengenal Sembahyang Umat Tionghoa Saat Imlek
Perjalannya di dunia hiburan, ia mengaku beberapa kali membuat grub band. Sedang saat ini, ia tergabung dalam band Hip Hop Big N D.
Ia mengaku masuk dunia hiburan merupakan hobi yang masih ia lakukan sampai sekarang. Namun semenjak menikah, ia terpaksa harus memiliki pemasukan yang pasti karena selama di dunia hiburan pengahasilnya belum menemukan posisi aman.
“Setelah saya menikah tahun 2011, saya mencari buat kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya awalmula iya memulai mencari jalan rizki lain.
Selama perjalannya, ia pernah malakukan budidaya unggas hias, ikan konsumsi, lobster, pakan ternak ikan dan yang terakhir bergelut sebagai budidaya ikan hias sekaligus penjualan.
Ia mengaku sejak tahun 2021 lalu, karena bisnis lobster yang di lakukan mengalami penurunan, sehingga melakukan peralihan dari lobster ke ikan hias Koki.
“Prinsip saya dalam pemasaran itu, intinya sering-sering buang sampah atau mengiklan di sosial media,” ucapnya dalam proses pemasaran ikan hias yang iya perjualkan tersebut.
Selain itu, kobuele juga mendapat suport dari temen-temannya selama melakukan budidaya ikan Koki tersebut.
“Beberapa teman saya juga ada yang mempromosikan dari mulut ke mulut gitu. Kalau mau beli ikan ke mas kobuele harganya murah dan ikannya bagus-bagus,” kisahnya upaya dorongan dari lingkunganya.
Kiranya, dalam penjualan ikannya perbulan ia mampu menjual 1500 sampai 2000 ekor ikan Koki.
“Saya kalau lagi rame sebulan bisa sampai Rp 10 juta, tapi kalau pas sepi, yang penting bisa bayar listrik sama angsuran,” ungkapnya terkait omset yang didapatkan.
Biasanya, kobuele menjual dari harga Rp 5000 sampai Rp 100 ribu per ekornya. Namun kalau sedang mengalami panen raya, ia berani banting harga dari Rp 1000 sampai Rp 1500 per ekor.
Selain untuk mencukupi kebutuhan, budidaya ikan Koki ini juga sebagai bentuk hobinya yang menghasilkan. Pasalnya ikan Koki merupakan jenis ikan hias bukan konsumsi, sehingga konsumennya juga orang yang memeliki hobi yang sama.
Sistem penjualan yang ia terapkan, lebih ke penjualan volume atau partaian. Sehingga ia tidak perlu memilih jenis ikan Koki yang dijual berjenis apa.
Dalam penjualannya, sejauh ini kobuele mengaku belum melakukan pengiriman keluar kota. Biasanya para pembeli datang dan membeli ikan tersebut, sehingga kebanyakan masih dilingkup Kota Semarang.
“Namun ada juga yang dari luar kota datang, seperti dari daerah kendal,” imbuhnya.
Untuk perawatannya, kobuele menyebutkan bahwa ikan Koki itu memiliki lendir yang cukup banyak sehingga filter airnya harus memadai.
Halaman selanjutnya…