Karanganyar, Jatengnews.id – Harga beras di sejumlah pasar tradisional Karanganyar merangkak naik.
Kenaikan harga beras tersebut mulai terjadi sejak dua pekan terakhir. Seperti yang terpantau di Pasar Nglano Kecamatan Tasikmadu Karanganyar.
Menurut sejumlah pedagang sembako, sebelumnya harga berasa berada diharga Rp11.000 per kilogram Dan saat ini naik menjadi Rp13.000 hingga Rp14.000 per kilogram.
Baca juga: Pasar Tertua di Yogyakarta, Dulunya Hutan Rimba, Kini Jadi Destinasi Wisata, Wong Jogja Tahu?
‘’Harga pembelian mengalami kenaikan mas. Kami juga ikut menaikkan harga. Itu pun hargany sangat sedikit,”terang Sayekti, salah satu pedagang sembako Pasar Nglano, Sayekti Senin (11/9/2023).
Sayekti mengatakan, dia menjual sendiri hasil panen dari sawah miliknya dan menyimpan di lumbung yang ada di rumah.
“Saya tidak beli dari penggilingan padi. Harga sudah naik. Saya menjual hasil panen milik saya,”ungkapnya.
Menanggapi kenaikan harga ini, Kepala Disdagperinaker Karanganyar, Martadi menyampaikan, telah berkirim surat kepada bupati dan Pemprov Jawa Tengah untuk menggelar operasi pasar.
Maratadi menuturkan, telah melakukan pemetaan terhadap lokasi yang akan dijadikan operasi pasar di Karanganyar.
Dikatakannya, dari laporan harga sembako yang berasal dari 17 Kecamatan, harga beras IR 64 rata-rata per kilo Rp12.000 kualitas medium dan Rp13 ribu kualitas premium. Harga normalnya Rp10 ribu kualitas medium dan Rp11.000 dengan kualitas premium.
Baca juga: Ini Strategi Pemprov Jateng Turunkan Harga Beras dan Tekan Inflasi
“Kenaikan harga beras sangat dirasakan oleh masyarakat perkotaan seperti Colomadu, Jaten, Karanganyar Kota dan Tasikmadu. Sedangkan warga di kecamatan lain kebanyakan petani yang memiliki cadangan gabah di lumbungnya. Sehingga, jika dilakukan OP beras, sebaiknya di Jaten, Karanganyar Kota, Colomadu dan Tasikmadu. Untuk itu, kita segera gelar operasi pasar,”terangnya.
Martadi manambahkan kenaikan harga beras saat Musim Tanam (MT) III ini masih wajar dan hampir terjadi setiap tahun“Pada saat musim kemarau ini tidak semua petani menanam padi,”pungkasnya. (iwan-02)