JatengNews.id – Bikin nangis, sudah 850 desa di Jawa Tengah krisis air bersih. Pertanyaannya nasib warganya sekarang ini? Bisa diketahui disini!
Bagi anda yang ingin mengetahui secara lengkap nasib warga di 850 desa di Jawa Tengah alami krisis air bersih bisa anda baca berita di bawah ini dengan lengkap.
Berdasar laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) diperkirakan Bulan November sudah memasuki awal musim penghujan.
Baca juga: Pemprov Jateng Siapkan Air Bersih untuk Daerah Krisis
(Pj) Penjabat Gubernur Jateng, Nana Sudjana melalui Kepala BPBD Jateng, Bergas Catur Sasi Penanggungan, mengatakan terdapat 32 kota/kabupaten yang dilaporkan mengalami kekeringan.
“Dari 35 kabupaten kota yang terdampak, yang perlu air bersih ada 32 kabupaten/kota, di 850 desa. Kemudian yang paling tinggi desanya ada di blora, grobogan, demak, pati, purbalingga,” kata Bergas.
Bergas menambahkan, penyaluran air bersih sudah dipersiapkan sejak bulan Mei. Kata dia, distribusi terus dilakukan ke wilayah terdampak.
Selain disiapkan melalui APBD kota/kabupaten, penyaluran air bersih juga mendapat dukungan dari CSR berbagai pihak.
“Di awal sudah dipersiapkan, seperti di Grobogan, Blora, Sragen, Klaten sudah mempersiapkan diri. Sampai hari ini masih belum ada masalah,” imbuhnya.
Upaya penyaluran air akan terus disiagakan hingga nanti memasuki awal musim penghujan.
“Namun ini masih jalan September dan nanti masuk Oktober. Semoga nanti bulan November sudah masuk awal musim penghujan,” imbuhnya.
Baca juga: Daerah Paling Kering di Jawa Tengah, Parah 100 Desa Alami Krisis Air Bersih
Untuk mengantisipasi hingga bulan November, terang Bergas, BPBD Jateng telah mencadangkan sebanyak 80 unit tangki air untuk penyaluran air.
“Kami cadangkan di wilayah yang rawan artinya dari sisi anggaran tidak banyak csr juga tidak banyak,” tandasnya.
Demikian informasi, 850 desa di Jateng alami kekeringan di musim kemarau, Pemprov Jateng salurkan 33 juta lebih air bersih bagi warganya. (01)