27 C
Semarang
, 24 November 2024
spot_img

Puluhan Wali Murid Datangi Kantor Gubernur Jateng Persoalkan Piagam

Semarang, Jatengnews.id – Puluhan wali murid pemilik piagam yang dinyatakan diragukan keabsahannya dalam Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) datang ke kantor Gubernur Jawa Tengah (Jateng) bersama anaknya.

Mereka terlihat bersama putra-putrinya yang mengenakan seragam SMP menemui jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) dan Pelaksana tugas (Plt) Asisten I Setda Provinsi Jawa Tengah, Haerudin.

Baca juga : Diragukan Keabsahannya, Pemprov Jateng Anulir Nilai Piagam Milik 69 Calon Peserta PPDB 2024

“Nanti tuntutan dari mereka akan kita sampaikan kepada pak Pj Gubernur. Semuanya berjuang, mereka orang tua yang luar biasa berjuang untuk anaknya,” ucap Kepala Disdikbud Jateng Uswatun Khasanah saat ditemui di kantor Gubernur Jateng, Kamis (11/7/2024).

Para orang tua murid beserta anaknya tersebut, terlihat melakukan audien dan menyampaikan beberapa usulan kepada pihak Disdikbud Jateng perihal piagam marching band yang tidak bisa digunakan dalam PPDB.

“Nanti malem akan kita sampaikan kembali (keputusan setelah mendapatkan usulan dari wali murid siswa yang menggunakan Piagam marching band),” ucap Haerudin usai melakukan pertemuan dari wali murid tersebut selama hampir 5 jam.

Haerudin juga menyebutkan ada dua tuntutan yang dilayangkan, pertama anaknya masuk cadangan dan kedua mengganti sertifikat yang baru.

Pasalnya, keputusan yang telah diumumkan oleh Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana pada Rabu (10/7/2024) kemarin malam telah melalui diskusi yang panjang.

Namun, pihaknya tetap menerima usulan dan menghargai perjuangan dari para orang tua murid.

“Utamanya kita harus menjunjung tinggi integritas. Ya wajarlah namanya anak sama orang tua (ada yang menangis), kita bisa memahami,” paparnya.

Baca juga : Sengketa Piagam Palsu Diputuskan Tim APIP Jateng Anggap Piagam Tidak Sah di PPDB

Sementara saat ditanya apakah nanti para siswa ini ada yang diterima dan tidak diterima ia membenarkan. “Iya (berpotensi tidak diterima). Maaf loh, kalau kita biarkan praktik gak berintegritas kan merusak karakter anak-anak juga, karena kejujuran dan integritas itu yang terdepan,” tandasnya. (Kamal-03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN