35 C
Semarang
, 15 October 2024
spot_img

Guru SMAN 1 Karanganyar Raih Gelar Doktor Predikat Cumlaude

Karanganyar, Jatengnews.id – Endang Sri Lestari, guru Biologi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Karanganyar, meraih gelar Doktor, dari Program Pendidikan Pasca Sarjana UNS dengan predikat Cumlaude.

Endang menyelesaikan masa studinya selama 4 tahun dengan IPK, 3,89.

Baca juga: Jadi Guru Sehari, Pekerja Pertamina Berbagi Pengalaman ke Anak-anak Sekolah Dasar di Kota Semarang

Dia berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul, Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri Etnobotani, Untuk Meningkatkan Literasi Lingkungan Siswa.

Sidang promosi Doktor Endang Sri Lestari, diuji sebanyak 14 orang penguji dengan promotor Prof. DR.rer.nat.Sajidan, MS.i, serta dua orang co promotor masing-masing, Prof. DR.Fitria Rahmawati, S.Si.MS.i dan DR.Meti Indrowati, S.Si.M.Si.
Berdasarkan hasil penelitiannya, literasi siswa tentang ilmu botani, masih kurang. Padahal, menurut Endang, konten materi botani, telah membudaya di masyarakat. Akan tetapi, jelas Endang , para siswa tidak tertarik.

“Literasi ini harus kita bangun kembali. Literasi lingkungan itu penting. Salah satu caranya, dengan mengenalkan Etnobotani kepada siswa. Apalagi, literasi ini, tidak masuk dalam kurikulum,”jelasnya, Sabtu (31/8/2024).

Endang menambahkan, setelah meraih gelar Doktor, dia akan menerapkan ilmu yang diperoleh, tidak hanya di SMA Negeri 1, tapi di seluruh sekolah yang ada di Indonesia.
“Saya abdikan ilmu yang saya dapat, kepada anak-anak dan akan saya kembangkan ke sekolah lain di seluruh Indonesia,”ujar wanita yang telah menjadi guru sejak tahun 2003 lalu itu.

Sementara itu, pelaksana tugas (Plt) Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 6 Jawa Tengah, Agus Wijayanto mengatakan, capaian prestasi yang diraih guru SMA Negeri 1 ini, menjadi dorongan semangat bagi guru lain untuk menempuh pendidikan yang sama.

Baca juga: Guru Besar dan Aktivis 98 Kompak Turun ke Jalan Demo Kawal Putusan MK

Agus mengungkapkan, guru yang menempuh ke jenjang pendidikan S3, untuk wilayah Jawa Tengah, sangat sedikit.

Sebagian besar para guru berpendidikan S2.
“Guru yang menyelesaikan pendidikan S3 masih minim. Selain faktor biaya, juga masa studi yang lama. Kita juga menyediakan beasiswa. Tentu saja ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi. Selain umur, juga harus memiliki persyaratan akademik,”katanya. (Iwan-02)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN