Magelang, Jatengnews.id – Berdasar kajian teknis dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), pemasangan Chatrra (payung) di stupa induk Candi Borobudur di batalkan. Sebelumnya direncanakan, pemasangan tetap akan dilaksanakan dan akan diresmikan dan 18 September 2024 mendatang.
“Dari hasil kajian oleh BRIN menyebutkan, kekuatan struktur stupa induk candi sangat lemah dan sangat berbahaya bila Chatrra tetap dipasang,” kata Koordinator Museum Dan Cagar Budaya (MCB) Unit Borobudur, Wiwit Kasiyati dikutip dari laman resmi Pemkab Magelang, Jumat (13/09/2024).
Baca juga : Delapan Gunungan Ramaikan Festival Candi Kembar di Klaten
Ia mengungkapkan, berdasarkan kajian teknis dari BRIN yang berakhir 9 September kemarin, lembaga ini merekomendasikan Chattra tidak jadi dipasang.
Wiwit mengatakan, selain kajian teknis dari BRIN, juga berdasarkan kajian dari Museum Cagar Budaya Unit Borobudur. Yakni, material batuan Chattra hasil rekontruksi Theodoor Van Erp pada 1907-1911 silam tidak batuan asli candi.
Jadi data hasil kajian dari tim arkeolog Balai Konservasi Borobudur pada 2018 dan hasil kajian teknis dari BRIN saling melengkapi. Yakni, Chatrra hasil rekontruksi van Erp tidak akan dipasang,” ujarnya
Menurut Wiwit, dari kedua data ini menjawab, bahwa Chattra rekontruksi van Erp yang saat ini sudah dibongkar, tidak akan disusun coba dan tidak akan dipasang di stupa induk candi.Nantinya batuan Chattra akan dipindahkan ke tempat yang baik dan dibiarkan terurai.
Sebelumnya, sejumlah tokoh masyarakat Desa Borobudur meminta agar pemasangan Chattra (payung) stupa induk Candi Borobudur ditunda pemasangannya. Permintaan penundaan pemasangan Chattra tersebut adanya kekhawatiran terhadap nilai sejarah dan keaslian Candi Borobudur dan diperlukan kajian yang mendalam.
Lukman Fauzi Mudasir, Koordinator Daya Desa Borobudur mengatakan, pemasangan Chatrra terkesan buru-buru dan terlalu dipaksakan. Padahal pemasangan bebatuan candi tidak semudah itu dan diperlukan kajian yang mendalam.
Baca juga : Tim II KKN Undip Gelar Pelatihan Kue Talam Jagung, Kue Rahasia Desa Candi Tekan Stunting
Ia menekankan, Candi Borobudur tidak hanya simbol spiritual bagi umat Buddha. Melainkan, merupakan warisan budaya yang penting bagi seluruh dunia. Untuk itu, segala bentuk intervensi terhadap Borobudur harus dilakukan dengan kehati-hatian. Termasuk melakukan kajian dan penelitian yang mendalam, dan disesuaikan kaidah sejarah dan arkeologi. (03)