27 C
Semarang
, 9 October 2024
spot_img

Tim Pengabdian STIKes Elisabeth Semarang Sosialisasi Aplikasi SIANDIK di Puskesmas Kagok

Tim Pengabdian STIKes Elisabeth Semarang menggadakan kegiatan sosialisasi penggunaan aplikasi SIANDIK di Puskesmas Kagok Kota Semarang, Rabu 18 September 2024.

Semarang, JatengNews.id – Tim Pengabdian STIKes Elisabeth Semarang mengadakan kegiatan sosialisasi penggunaan aplikasi SIANDIK di Puskesmas Kagok Kota Semarang, Rabu 18 September 2024.

Sosialisasi SIANDIK dilakukan oleh Tim Pengabdian STIKes Elisabeth Semarang yang terdiri dari 3 orang yakni Maria Karolina Selano, S.Kep.,Ns.,M.Kep sebagai ketua tim dan 2 anggota terdiri dari Emirensiana Anu Nono, MAN dan Maria Dolorosa Peni Sogen, M.Gz.

Kegiatan bertema “Sosialisasi Aplikasi Asesmen Neuropati Diabetikum Untuk Meningkatkan Peran Perawat Puskesmas Dalam Pelayanan Pasien Diabetes Melitus” tersebut digelar di lantai 2 dan dihadiri para petugas Puskesmas Kagok Kota Semarang.

Baca juga: STIKES Telogorejo Semarang Tekankan Pendidikan Karakter Mahasiswa Baru Melalui PKKMB

“Sebagai informasi SIANDIK merupakan kepanjangan dari Sistem Informasi Asesmen Neuropati Diabetikum Komprehensif, singkatan ini kami buat agar teman-teman mudah untuk diingat,” ujar Maria saat memberikan sosialisasi di depan petugas puskesmas.

Maria mengatakan, kegiatan ini merupakan program hibah pengabdian kepada masyarakat tahun anggaran 2024 oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset Dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi untuk Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat, Ruang Lingkup Pemberdayaan Masyarakat Pemula.

Adapun alasan membuat aplikasi SIANDIK ini, lanjut Maria karena, penyakit Diabetes Melitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia. Dengan prevalensi yang terus meningkat setiap tahunnya.

“Salah satu komplikasi kronis yang sering terjadi pada pasien diabetes melitus adalah Neuropati Diabetikum, yaitu gangguan saraf yang terjadi akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol dalam jangka waktu lama,” jelasnya.

Sementara Puskesmas Kagok, sebagai fasilitas kesehatan primer, memiliki peran penting dalam upaya pencegahan, deteksi dini, dan penanganan komplikasi diabetes, termasuk neuropati diabetikum.

Namun, berdasarkan hasil asesmen, terdapat beberapa permasalahan prioritas yang dihadapi oleh Puskesmas Kagok dalam pengelolaan neuropati diabetikum, yaitu keterbatasan sumber daya dalam melakukan asesmen yang komprehensif.

Berangkat dari itu, sebagai solusi terhadap permasalahan ini, dikembangkanlah sebuah aplikasi asesmen neuropati diabetikum yang terintegrasi dan menyeluruh.

Aplikasi ini dirancang untuk membantu tenaga kesehatan, khususnya perawat di puskesmas dalam melakukan deteksi dini neuropati diabetikum secara lebih efisien dan akurat.

Selain itu, aplikasi ini juga berperan sebagai media edukasi yang interaktif untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya pencegahan dan penanganan komplikasi diabetes melitus.

Pengembangan aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan peran perawat dalam pelayanan kesehatan primer, terutama dalam hal asesmen dan edukasi terkait neuropati diabetikum.

“Dengan adanya teknologi ini, diharapkan perawat dapat lebih mandiri dan percaya diri dalam melakukan deteksi dini neuropati diabetikum serta memberikan edukasi yang tepat kepada pasien dan masyarakat. Lebih jauh, aplikasi ini juga bertujuan untuk mendukung peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas kagok secara keseluruhan,” tegas Maria.

Baru Pertama

Salah satu peserta sosialisasi Oke Dwi Astuti mengungkapkan, kegiatan ini sangat bagus dimana kampus STIKes Elisabeth Semarang dan Puskesmas Kagok merupakan satu bina wilayah atau lingkungan yang saling berdekatan.

Baca juga: 63 Mahasiswa STIKes Elisabeth Semarang Ikuti Upacara Kepaniteraan “Ucap Janji” dan Siap Ditempatkan di Lahan Praktek

“Sehingga kemitraan wilayah kerja ini terus terbangun dan terjalin dengan baik khususnya di dalam pelayanan kesehatan,” ujar Oke yang juga seorang perawat dan Tim Prolanis (Progam Penanggulangan Penyakit Kronis) di Puskesmas Kagok Semarang.

Ia mengaku, sosialisasi aplikasi tentang Sistem Informasi Asesmen Neuropati Diabetikum Komprehensif baru pertama kali ada puskesmas. Sehingga dengan adanya sosialisasi aplikasi ini kedepan benar-benar dirasakan manfaatnya.

“Kami berharap dengan adanya aplikasi SIANDIK dapat meningkatkan derajat kesehatan puskesmas pasien diabetes melitus di wilayah Kagok dan peningkatan layanan kesehatan di Lingkungan Kelurahan Wonotingal,” ujar Oke. (01)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN