30 C
Semarang
, 4 December 2024
spot_img

Gus Yasin Kunjungi Pabrik Tahu, Edukasi Limbahnya Bisa Diolah jadi Gas

Wonosobo, Jatengnews.id – Selama keliling Jawa Tengah menyapa masyarakat, Calon Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin), sering mampir rumah warga untuk sekedar ngobrol atau mendengar aspirasi. Salah satunya mampir di kampung penghasil tahu, industri rumah tangga, di Wonosobo.

Saat melewati kampung daerah Balekambang, Sumbersari, Selo Merto, Wonosobo, Minggu, 3 Oktober lalu, Gus Yasin tiba-tiba ngajak timnya berhenti.

Baca juga: Pengusaha Tionghoa Magelang Titip Gus Yasin Jaga Keberagaman

Rupanya ada pabrik tahu rumah tangga di pinggir jalan. Deretan keranjang tahu ditaruh didepan rumah.

“Bu, niki nopo pabrik tahu?” tanya Gus Yasin kepada wanita yang sedang menata ember tahu.

Wanita bernama Emi tersebut mengiyakan. Ketika Gus Yasin menanyakan ada berapa pabrik tahu di kampung ini, Emi menjawab ada sekitar 12 rumah tangga yang membuat tahu sudah puluhan tahun.

Gus Yasin langsung tertarik menggali lebih dalam. Calon Wakil Gubernur Incumbent ini menanyakan limbah tahunya dibuat apa dibuang kemana.

“Selama ini limbahnya buat pakan ternak Pak, ada untuk pakan ikan dan pakan sapi,”jawab Emi yang didampingi suaminya.

Gus Yasin lantas menjelaskan, kalau limbah tahu hanya untuk pakan ikan atau ternak, menurutnya sayang. Sebab di daerah Purworejo, limbah tahu bisa diolah dan digunakan untuk Biogas yang menghasilkan gas rumah tangga.

“Sehingga warga yang teraliri gas hanya membayar Rp 10 ribu setiap bulan, tidak lagi membeli gas mahal,” katanya.

Padahal, kata putra Ulama Kharismatik Mbah Maimoen Zubair ini, di Purworejo itu hanya dipasok 3 limbah pabrik tahu. Itu sudah bisa mengaliri sekitar 200 rumah.

Caranya, menurut Gus Yasin, limbah tahu tersebut dikumpulkan di bungker khusus. Dari limbah yang terkumpul itu menghasilkan gas. Lalu disalurkan ke rumah-rumah warga melalui selang. Menghasilkan gas yang bisa dibuat masak di dapur.

“Ini sangat ekonomis ketimbang hanya dibuat pakan ikan dan ternak. Warga sudah tidak perlu membeli gas pabrik yang makin mahal,” jelas suami Ning Nawal Nur Arafah ini.

Gus Yasin  membayangkan, jika tiga pabrik tahu menghasilkan gas untuk 200 rumah, 12 pabrik tahu bisa mengaliri 200 rumah kali 4, sekitar 800 rumah. Sangat luar biasa untuk solusi kebutuhan gas rumah tangga.

Untuk teknologinya, menurut Cawagub pasangan Ahmad Luthfi ini, cukup sederhana. Konsepnya seperti biogas dari kotoran sapi atau manusia. Limbah tahu dimasukkan lubang lalu ditutup menghasilkan gas. Gasnya dijual ke warga dengan membeli lebih murah karena produksinya ringan. Jika tabung gas 3 Kg harganya Rp 22 ribu, dari olahan limbah tahu bisa Rp 10 ribu saja.

Emi, dan tetangganya mengaku siap jika limbah tahu di kampungnya diolah menjadi gas. Malah lebih senang karena bisa menghemat biaya.

“Monggo kita manut yang di atas mawon. Kami siap, apalagi harga gas makin mahal, sementara kalau untuk pakan ikan hasilnya hanya untuk konsumsi sendiri,” kata Emi, pemilik Emi Tahu ini.

Baca juga: Tak Lupa Jasa, Gus Yasin Ziarah Makam Sahabat Lamanya di Tuntang

Dia mengaku tiap hari, Emi Tahu miliknya menghasilkan 2 kwintal tahu. Untuk saudaranya bisa 2,5 kwintal tahu. Belum lagi 10 pabrik tahu lainya. Potensi limbahnya akan lebih besar  lagi.

Asal tahu, Gus Yasin adalah calon wakil gubernur Jateng berpasangan calon gubernur Ahmad Luthfi. Mereka mendapat nomer urut 2 (Luthfi-Yasin). Didukung 16 partai besar dengan 70 persen kursi DPRD Jateng. Di belakangnya ada Presiden Jokowi dan Presiden Terpilih 2023-2029 Prabowo.

Hasil survei Luthfi-Yasin mendapat 54 persen dibanding lawanya Andika-Hendi 32 persen. Yang hanya didukung PDIP. (02)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN