Semarang, Jatengnews.id – Siswi SMK N 3 Kota Semarang, Naomi Daviola Steyanie bersyukur karena bisa selamat sampai sampai rumahnya di Jalan Kauman Baru Kota Semarang, setelah kemarin tersesat di Gunung Slamet.
Sosok Naomi yang baru saja menginjak umur 17 tahun ini, terlihat beberapa kali meneteskan air matanya karena mengingat bahwa dirinya berangkat naik gunung tanpa restu dari orang tuanya.
Baca juga : Cerita Naomi Tersesat di Gunung Slamet, Akhirnya Ditemukan
Naomi diketahui baru saja merayakan ulang tahunnya dan merasa sudah menjadi perempuan dewasa ketika menerima KTP (kartu tanda penduduk) pada Jumat (4/10/2024) lalu.
Naomi mengaku, sempat berpamit kepada ibunya untuk mau muncak ke Gunung Slamet pada tanggal (13/10/2024) mendatang.
Namun, tiba-tiba dirinya malah pergi ke Puncak Gunung Slamet dan berangkat dari Semarang sendirian dengan mengenakan motor, Sabtu (5/10/2024).
Meskipun sampai lokasi dirinya ramai-ramai dan banyak temannya, namun Naomi ini tergolong nekat dan pemberani karena bisa sampai basecamp Bambangan Purbalingga hanya berbekal maps.
Hingga singkatnya Naomi dikabarkan hilang di Gunung Slamet Pos 7 pada Minggu (6/10/2024) lalu.
“Saya itu berfikir nggak boleh hilang harus ketemu mereka (keluarga), misalnya nggak ketemu saya minta tolong sama tuhan nanti di bawain kesana pulang ke rumah, pokoknya semua tentang keluarga,” ungkap Naomi saat ditemui di rumahnya, Rabu (9/10/2024).
Meskipun telah mendapatkan pengalaman yang mencengangkan, ia mengaku tidak merasa trauma untuk mendaki gunung.
“Trauma sih tidak, tapi yang pasti tidak ijinkan naik gunung lagi,” ucapnya sambil disahut tawa yang menggantikan keheningan suasana haru diruangan rumahnya.
Bayang-bayang tersebut ia rasakan ketika tengah tersesat dan mengingat bahwa perjalannya ini belum mendapat restu dari orang tuanya.
Ibu Naomi, Dwi Ningsih Veronica (40) mengaku, sangat kaget ketika mengetahui bahwa putri sulungnya ini telah pergi ke puncak gunung Slamet.
“Karena pamitnya itu untuk berangkat Pramuka bukan naik gunung,” ucapnya menyampaikan ijin Naomi waktu itu.
Bahkan, motor yang dikendarai Naomi tersebut remnya blong atau tidak berguna semestinya, namun dirinya tetap nekat berangkat ke lokasi dengan menempuh perjalanan motor 6 jam.
“Siapa yang bisa bayangkan, anak cewek berangkat kesana sendiri dengan motor yang remnya blong. Padahal motornya mau di servis tiba-tiba sudah di bawa pergi,” ungkapnya.
Dirinya melihat medan perjalanan jalur motornya saja, ia mengaku tidak tega jika jalur tersebut dilalui anaknya.
“Aku kesana sudah geleng-geleng kepala, ya allah gusti, hancur hatiku, anak lewat kayak gini,” ungkapnya menyampaikan rasa hatinya.
Dwi mengaku berangkat kesana bersama Tim Sar dan kaget dengan kondisi yang sepi dan gelap.
Padahal, ia mengaku sempat tidak memberi ijin kepada anaknya tersebut untuk pergi muncak dahulu karena kondisi Kota Semarang sedang ramai gangster, namun diluar dugaan karena malah sampai ke daerah lain.
“Setelah mendapat kabar dia ditemukan itu, hatiku rasanya plong. Tenan hatiku yang tercecer sudah tak ambil semua,” paparnya.
Kabar Naomi ketemubia terima sekitar pukul 10:00 Wib, lalu bertemu dengan putri sulungnya baru sekitar pukul 15:30 Wib setelah berhasil dievakuasi ke basecamp Bambangan.
“Bayanganku gunung Slamet cuman di Ungaran, ternyata ketika saya buka google ya allah jauhnya kayak gini,” ungkapnya masih tidak percaya.
“Dia itu pamitnya pramuka, namun ketika saya tanyakan ke gurunya, gurunya nggak tahu. Memang ada kegiatan tapi tidak hari itu,” lanjutnya.
Dwi berharap kajadian ini menjadi terakhir kalinya dan ia kedapannya tidak akan memberi ijin kepada putrinya untuk muncak. “Oh tidak boleh sekian dan terima kasih,” ucapnya sambil disahut tawa Naomi.
Diakhir wawancara, Naomi terlihat memeluk ibunya dan meminta maaf atas perbuatannya yang membuat keluarga panik.
Baca juga : Kronologi Naomi Siswi SMKN 3 Semarang Ditemukan Selamat Usai Hilang di Gunung Slamet
“Sudah ya, sudah tau pelajarannya to, kamu sudah besar. Kalau ada apa-apa ijin sama orang tua, berbohong itu dosa ijin orang tua itu utama,” jelas ibunda Naomi sambil memeluk putri sulungnya. (Kamal-03)