Kebumen, Jatengnews.id – Pardi memang bukan anak kecil lagi, usianya telah menginjak 40 tahun. Namun usia matang tak menghalangi seorang pria untuk bermain layang-layang layaknya anak-anak. Bermula dari bermain layang-layang inilah Pardi menjemput ajalnya.
Pardi tewas di tempat setelah petir menyambarnya saat bermain layang-layang di area persawahan Desa Ambalkliwonan, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Sabtu (19/10/2024) pukul 19.15 WIB. Saat kejadian, cuaca tengah gerimis dan kilatan petir bersahutan di langit.
Berdasarkan informasi dari pihak kepolisian, korban Pardi yang mengalami luka bakar serius meninggal di lokasi kejadian sebelum sempat mendapatkan pertolongan medis.
Baca juga: Tergiur Upah, Pemuda Kebumen Jadi Kurir 38 Paket Sabu
Dua pemuda lainnya yang turut serta bermain layangan bersama Pardi, yaitu Salim Makhfud (23) dan Nur Fauzi (34), juga menjadi korban dalam insiden ini. Salim mengalami luka pada bagian pelipis dan kepala belakang akibat sambaran petir. Sedangkan Nur Fauzi selamat tanpa luka serius meskipun mengalami pengalaman traumatik akibat kejadian itu.
Kejadian bermula ketika ketiga pemuda tersebut sedang bermain layangan di tengah area pesawahan. Saat itu, cuaca memang sudah mulai tidak bersahabat dengan gerimis ringan dan suara gemuruh petir yang terus terdengar. Namun, ketiganya tetap melanjutkan aktivitas bermain layangan, tanpa menyadari bahaya yang mengancam dari cuaca buruk.
Kapolres Kebumen, AKBP Recky melalui Plt Kasihumas Polres Kebumen, Aiptu Nanang Faulatun, menjelaskan saat petir menyambar, Pardi dan Salim tengah memegang tali layangan untuk mengendalikan layangan mereka.
“Ketika kilat menyambar, korban Pardi dan Salim Makhfud sedang memegang tali layangan, sementara korban Nur Fauzi berada di belakang mereka. Pardi langsung terkena sambaran petir yang menyebabkan luka bakar serius dan meninggal di tempat,” ujarnya, Minggu 20 Oktober 2024.
Sementara itu, Salim yang juga memegang tali layangan mengalami luka di bagian pelipis dan kepala bagian belakang, namun beruntung tidak sampai mengalami luka fatal. Nur Fauzi, yang berada tepat di belakang kedua korban, berhasil selamat dari sambaran petir tanpa cedera yang serius. Ketiga korban kemudian dievakuasi oleh warga setempat yang segera melaporkan insiden tersebut kepada pihak berwenang.
Setelah menerima laporan, petugas kepolisian dan tim medis segera menuju lokasi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, Pardi dipastikan meninggal akibat sambaran petir.
“Korban Pardi diduga kuat meninggal akibat terkena sambaran petir, sesuai dengan kondisi luka bakar yang dialaminya dan keterangan dari korban selamat,” kata Aiptu Nanang.
Baca juga: Tim Gabungan Pemberantasan Barang Kena Cukai Lakukan Sidak Rokok Ilegal di Purworejo dan Kebumen
Insiden ini menjadi pelajaran betapa bahaya bermain di area terbuka saat cuaca buruk, terutama ketika ada kilat atau petir. Pihak kepolisian pun mengimbau masyarakat, khususnya di daerah pedesaan yang masih sering beraktivitas di luar ruangan, agar lebih waspada terhadap kondisi cuaca.
“Kami mengimbau warga agar tidak melakukan aktivitas di tempat terbuka, terutama saat ada petir. Ini sangat berbahaya,” tegasnya.
Sementara itu, warga Desa Ambalkliwonan masih dalam suasana duka atas kepergian Pardi. Menurut tetangga korban, Pardi dikenal sebagai sosok yang baik dengan warga sekitar. Pihak keluarga korban juga telah menerima kejadian ini dengan penuh rasa duka. Jenazah Pardi telah dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan.
Sementara itu, Salim yang masih mengalami luka akibat sambaran petir telah mendapatkan perawatan medis lebih lanjut di puskesmas terdekat. Kondisinya kini dilaporkan stabil dan ia diharapkan segera pulih dari luka yang dideritanya. Nur Fauzi, yang menjadi saksi mata dalam kejadian ini, juga masih dalam kondisi trauma akibat insiden tersebut.
Pihak kepolisian menyatakan akan terus memantau kondisi para korban yang selamat dan memberikan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan. Selain itu, aparat juga akan meningkatkan patroli dan sosialisasi terkait bahaya petir, terutama di musim penghujan yang kini tengah berlangsung.
Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi masyarakat luas untuk selalu memperhatikan kondisi cuaca sebelum beraktivitas di luar ruangan, terutama ketika bermain layangan atau kegiatan lain yang melibatkan benda-benda yang dapat menghantarkan listrik. Petir merupakan salah satu fenomena alam yang tak bisa diprediksi dengan tepat, sehingga kehati-hatian sangat diperlukan.
Di tengah musim hujan, masyarakat diharapkan lebih waspada terhadap fenomena petir yang lebih sering terjadi.
“Kami akan terus melakukan sosialisasi terkait bahaya petir dan pentingnya kewaspadaan saat cuaca buruk,” tutup Aiptu Nanang dalam keterangannya.
Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi warga Desa Ambalkliwonan, sekaligus menjadi peringatan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menjalani aktivitas di luar ruangan, khususnya saat musim hujan tiba.(05)