30 C
Semarang
, 4 December 2024
spot_img

Kenaikan Harga Daging Ayam Bawa Jateng Catatkan Inflasi 0,19 Persen

Semarang, Jatengnews.id – Inflasi Jawa Tengah Oktober 2024 mengalami kenaikan. Berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS), Jawa Tengah mencatatkan inflasi sebesar 0,19% (mtm) pada Oktober 2024, lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,08% (mtm).

Plh. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Ndari Surjaningsih mengatakan bahwa secara tahunan, inflasi di Jawa Tengah mencapai 1,60% (yoy), masih lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi nasional yang tercatat sebesar 1,71% (yoy).

Baca juga : Tingkatkan Penggunaan Pembayaran Digital Bank Indonesia se Jateng Gelar Program Sejuta Pekerja Melek QRIS

“Kenaikan inflasi Jawa Tengah bulan ini terutama dipengaruhi oleh peningkatan harga pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, dengan komoditas utama penyumbang inflasi antara lain adalah daging ayam ras (andil 0,05%), bahan bakar rumah tangga (andil 0,04%), emas perhiasan (andil 0,04%), bawang merah (andil 0,04%), dan kopi bubuk (andil 0,01%),” katanya melalui siaran pers, Selasa (05/11/2024).

Kenaikan harga daging ayam ras terjadi di sembilan kota dan kabupaten Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Tengah, dengan kenaikan tertinggi di Purwokerto. Faktor utama yang mendorong kenaikan ini adalah peningkatan harga rata-rata bulanan Day Old Chicken (DOC) dan ayam pedaging yang mulai terjadi sejak September 2024 setelah beberapa bulan mengalami penurunan.

“Kondisi ini sejalan dengan harga jagung pakan ternak yang meningkat menjadi Rp6.011/kg pada Oktober 2024, dari bulan lalu yang sebesar Rp5.982/kg. Selain itu, terdapat penyaluran bantuan stunting dalam bentuk daging ayam ras dan telur ayam ras di Jawa Tengah yang juga turut mendorong permintaan. Lebih lanjut, komoditas bawang merah juga mencatatkan kenaikan harga akibat penurunan produksi di wilayah Jawa Tengah yang sebagian besar sedang memasuki musim tanam I, termasuk di Kabupaten Batang, Brebes, dan Demak,” jelasnya.

Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya, terutama emas perhiasan, turut berkontribusi pada inflasi bulan ini. Kenaikan harga emas perhiasan mengikuti tren kenaikan harga emas dunia yang terdorong oleh ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah, dinamika politik Amerika Serikat, dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter di berbagai negara yang meningkatkan permintaan emas sebagai aset safe haven. Berdasarkan data Trading Economics per 31 Oktober 2024 harga emas dunia tercatat naik sebesar 3,41% (mtm).

Di sisi lain, penurunan harga bensin menahan kenaikan inflasi yang lebih tinggi. PT Pertamina kembali melakukan penyesuaian harga bensin pada 1 Oktober 2024 terutama untuk jenis bensin non subsidi seiring dengan penurunan harga minyak dunia. Perubahan harga bensin tersebut antara lain Pertamax (dari Rp12.950/liter menjadi Rp12.100/liter), Pertamax Turbo (dari Rp14.470/liter menjadi Rp 13.250/liter), Pertamax Green 95 (dari Rp13.650/liter menjadi Rp12.700/liter), Dexlite (dari Rp14.050/liter menjadi Rp12.700/liter), dan Pertamina DEX (dari Rp14.550/liter menjadi Rp13.150/liter.

Untuk menjaga stabilitas harga di Jawa Tengah, Bank Indonesia (BI) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah terus mengintensifkan berbagai program pengendalian inflasi.

Baca juga : Upaya Pengendalian Inflasi Bank Indonesia Dorong Pemanfaatan Cabai Kering dan Pasta Bawang

“Melalui kerangka 4K (Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, Ketersediaan Pasokan, dan Komunikasi Efektif), diharapkan mampu mengelola inflasi agar tetap berada dalam rentang sasaran sebesar 2,5%±1%,” imbuhnya. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN