Pendidikan bukan sekadar proses transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga wadah pembentukan karakter generasi muda. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah meluncurkan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat sebagai salah satu inovasi pendidikan berbasis karakter. Gerakan ini bertujuan membangun kebiasaan positif sejak dini demi menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter unggul. Artikel ini akan membahas dasar yuridis, historis, filosofis, dan medis gerakan ini, strategi implementasinya, serta dampaknya terhadap perkembangan anak.
Pendidikan karakter dalam sistem pendidikan di Indonesia
Pendidikan karakter telah menjadi fokus utama dalam sistem pendidikan Indonesia. Dasar hukum yang mendukung pembentukan karakter anak sangat beragam. Pertama, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri (UU No. 20 Tahun 2003).
Selanjutnya, Peraturan Presiden No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) mengamanatkan pendidikan karakter sebagai bagian integral dari sistem pembelajaran di sekolah (Perpres No. 87 Tahun 2017). Tidak kalah penting, program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024 juga menekankan penguatan sumber daya manusia unggul sebagai prioritas pembangunan (Bappenas, 2020).
Baca juga: Pemprov Jateng Salurkan Bantuan Penanganan Banjir Kudus
Pendidikan karakter telah menjadi bagian yang esensial dari budaya bangsa Indonesia sejak zaman dahulu. Nilai-nilai seperti gotong royong, disiplin, dan hormat kepada orang tua telah diajarkan dalam keluarga, komunitas, dan masyarakat. Di era modern ini, sistem pendidikan formal mulai mengakomodasi nilai-nilai tersebut melalui kurikulum berbasis karakter, yang diperkuat dengan inovasi seperti Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
Secara filosofis, pendidikan karakter berakar pada pandangan bahwa manusia tidak hanya makhluk intelektual, tetapi juga makhluk sosial dan spiritual. Pendidikan yang hanya berorientasi pada akademik tanpa membentuk karakter dapat menghasilkan individu yang cerdas secara kognitif, namun kurang memiliki nilai moral dan etika. Konsep ini sejalan dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang menekankan keseimbangan antara cipta, rasa, dan karsa dalam pendidikan (Dewantara, 1949).
Dari perspektif medis, kebiasaan yang diajarkan dalam Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat membawa manfaat signifikan bagi kesehatan anak. Misalnya, kebiasaan bangun pagi dan tidur cepat membantu regulasi hormon pertumbuhan serta meningkatkan konsentrasi. Berolahraga juga berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh dan perkembangan motorik anak. Selain itu, makan sehat dan bergizi mendukung pertumbuhan fisik serta perkembangan otak (WHO, 2023).
Strategi dalam implementasi inovasi pendidikan yang inspiratif
Untuk memastikan keberhasilan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat,maka harus diperlukan strategi yang efektif dan kolaboratif. Beberapa strategi utama untuk keberhasilan gerakan ini yang pertama adalah integrasi dalam kurikulum sekolah, menekankan kebiasaan positif harus menjadi bagian dari aktivitas harian di sekolah melalui pembiasaan rutin, seperti senam pagi, doa bersama, serta program makan sehat (Kemendikdasmen, 2024). Kedua adalah pelibatan orang tua dan masyarakat, Pendidikan karakter tidak hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga keluarga dan lingkungan sosial. Kampanye publik serta pelatihan parenting dapat membantu membangun kesadaran tentang pentingnya kebiasaan baik sejak dini (RPJMN, 2020). Yang ketiga adalah pemanfaatan media dan teknologi, penyebaran informasi melalui lagu, video edukatif, dan aplikasi pembelajaran interaktif dapat menarik minat anak-anak untuk menerapkan kebiasaan positif secara lebih menyenangkan (Kemendikdasmen, 2024). Yang keempat adalah kolaborasi dengan tokoh agama dan budaya, peran dari tokoh agama dan budaya sangat dapat membantu menyampaikan pesan moral yang kuat tentang pentingnya nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari (Dewantara, 1949).
Dampak positif dari inovasi pendidikan yang inspiratif
Melihat dari sudut pandang dan strategi dalam mewujudkan pendidikan yang inspiratif maka akan berdampak pada pembangunan karakter anak sejak dini yang meliputi antara lain pertama adalah penguatan nilai, moral, dan etika, seperti dengan kebiasaan seperti beribadah dan bermasyarakat, anak-anak belajar menghormati sesama, berempati, dan memiliki kesadaran sosial yang tinggi (Kemendikdasmen, 2024). Kedua adalah meningkatkan kesehatan fisik dan mental, Anak-anak yang terbiasa hidup sehat akan memiliki keseimbangan emosional yang lebih baik, serta lebih siap dalam menghadapi tekanan akademik dan sosial.
Baca juga: Pj Gubernur Jateng Lantik Amir Makhmud Jadi Pj Bupati Tegal
Ketiga adalah meningkatkan prestasi akademik, Anak yang sehat secara fisik dan emosional cenderung memiliki daya konsentrasi lebih baik, yang berujung pada peningkatan prestasi akademik dalam pendidikannya (WHO, 2023). Keempat adalah menciptakan generasi yang produktif dan berdaya saing, Pendidikan karakter sejak dini membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki keterampilan sosial dan kepemimpinan, yang penting untuk bersaing di era globalisasi (RPJMN, 2020).
Harapan dari inovasi pendidikan yang inspiratif
Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat adalah inovasi pendidikan yang inspiratif dalam membangun karakter generasi muda. Dengan landasan yuridis, historis, filosofis, dan medis yang kuat, serta strategi implementasi yang efektif, gerakan ini berpotensi menciptakan generasi emas Indonesia yang sehat, cerdas, dan berkarakter unggul. Pendidikan karakter bukan sekadar teori, tetapi sebuah langkah nyata menuju masa depan bangsa yang lebih baik.
Ditulis oleh : Raihan Khairi Nazar