30.1 C
Semarang
, 1 May 2025
spot_img

Ratusan Warga Demak Terancam Dampak Normalisasi Sungai

Demak, Jatengnews.id – Kekhawatiran tengah menyelimuti hati warga yang tinggal di sekitar bantaran Sungai Wulan, khususnya di Desa Bungo Lor Kabupaten Demak dan sekitarnya.

Proyek normalisasi sungai yang dilakukan pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana menimbulkan keresahan akan kemungkinan dampak yang bisa menjangkau hingga ke pemukiman warga.

Baca juga : Terdampak Normalisasi Sungai Beringin Sejumlah Petani Alami Kerugian

Salah satu warga Desa Bungo Lor, Kecamatan Wedung, Sutrimo, mengaku harap-harap cemas. Rumah yang ia tempati bersama keluarga sudah berdiri selama empat hingga lima tahun terakhir, berjarak sekitar 200 meter dari bibir sungai. Meski belum ada kepastian resmi, kabar simpang siur membuatnya tak tenang.

“Saya dengar infonya dulu katanya tanggulnya mau sampai ke sini,” ujar Sutrimo, sambil menunjuk sisi rumahnya, Kamis (1/5/2025).

“Tapi harapannya sih semoga nggak kena dampak normalisasi itu,” imbuhnya.

Sutrimo juga menuturkan bahwa sebelum Lebaran, pihak terkait sempat mengimbau agar lahan pertanian di sekitar sungai tidak ditanami terlebih dahulu. Langkah itu diambil sebagai antisipasi jika pengerjaan proyek dimulai sebelum masa panen tiba.

“Petani diminta jangan tanam dulu, takutnya belum sempat panen sudah kena alat berat,” katanya.

Meski begitu, hingga kini belum ada kejelasan apakah rumah Sutrimo termasuk dalam wilayah yang terdampak langsung. Istrinya hanya bisa menimpali dengan doa.

“Muga-muga aman, semoga tidak terdampak,” harapnya.

Senada dengan Sutrimo, warga lain bernama Markati yang telah menetap selama lebih dari 10 tahun di kawasan itu juga mengungkapkan harapan serupa.

“Sudah lama tinggal di sini, ya maunya jangan kena dampak,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Berahan Wetan, Muarifin, menyampaikan bahwa ada ratusan kepala keluarga di wilayahnya yang kemungkinan besar terkena imbas dari proyek normalisasi tersebut. Wilayah Menco disebut sebagai daerah dengan dampak paling besar, dengan sekitar 371 KK terdampak.

“Waktu warga pertama kali dengar kabar ini, banyak yang kaget. Soalnya mereka sudah tinggal puluhan tahun di rumah itu,” jelas Muarifin.

Ia mengaku telah menyampaikan aspirasi warganya kepada Pemerintah Kabupaten Demak dan pihak BBWS agar pelaksanaan proyek tidak memaksa warga untuk meninggalkan rumah yang sudah lama mereka tempati.

Baca juga : Waspada Banjir Camat Dempet Kabupaten Demak Cek Tanggul Sungai Lusi

“Saya sudah sampaikan permohonan. Saya sebagai kepala desa hanya ingin melindungi dan memperjuangkan warga saya agar tidak terdampak,” pungkasnya. (Sam-03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN