26 C
Semarang
, 14 Juni 2025
spot_img

Semarang Night Carnival 2025 Banjir Wisatawan, Baik Dalam dan Luar Kota

Menandai puncak Hari Jadi ke-478 Kota Semarang, perayaan Semarang Night Carnival (SNC) 2025 menjadi magnet pariwisata di Kota Semarang, Minggu 4 Mei 2025 malam.

Semarang, Jatengnews.id – Menandai puncak Hari Jadi ke-478 Kota Semarang, perayaan Semarang Night Carnival (SNC) 2025 menjadi magnet pariwisata di Kota Semarang, Minggu 4 Mei 2025 malam.

Pantauan tim Jatengnews.id di lokasi, ribuan pengunjung membludak penuhi Jalan Pemuda, Kota Semarang. Dari mulai anak-anak, muda-mudi hingga orang tua tampak berjubel di depan panggung utama SNC 2025 yang berada di depan Kantor Balaikota Semarang.

Rombongan SNC 2025 yang digelar oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mulai berjalan dari Titik Nol Kilometer sampai depan Balaikota Semarang, Jalan Pemuda, sekitar pukul 19.00 WIB malam.

Baca juga: SNC 2025 Siap Digelar Minggu 4 Mei 2025 Malam, Ini Jadwal Lengkap Waktu dan Lokasi

Besarnya antusiasme masyarakat memeriahkan SNC atau puncak Hari Jadi Kota Semarang ke 478, sampai-sampai depan Panggung utama penuh tak ada sela menjadi lautan manusia.

Bahkan dari rombongan SNC yang melakukan arak-arakan dari mulai titik Nol Kota Semarang menuju tampak kesulitan mencapai garis finish hingga pukul 20.10 WIB.

Peserta SNC 2025 menyapa pengunjung yang hadir, Minggu (4/5/2025). (Foto: JN)

Sesuai harapan Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng, dirinya berharap acara ini bisa menjadi magnet untuk untuk meningkatkan roda ekonomi di Kota Semarang dalam hal ini sektor pariwisata.

“Salah satu cara untuk mengungkit angka pertumbuhan ekonomi ya ini,” ucapnya sore hari jelang pelaksanaan SNC 2025 digelar, Minggu 4 Mei 2025.

Agustina mengaku senang, perayaan puncak SNC 2025 ini tidak hanya berangkat dari dana pemerintah. Sehingga meskipun telah muncul kebijakan efisiensi dari pemerintah pusat, namun Pemkot tetap mampu membuat acara yang meriah.

“Perkiraan kontingen (rombongan karnaval) pertama masuk sampai sini jam 19.30 WIB,” ujarnya.

Perkiraannya tersebut, memang sedikit meleset karena riuhnya partisipasi masyarakat sehingga rombongan karnaval yang dijadwalkan masuk tersebut baru bisa memasuki garis finish sekitar pukul 20.40 WIB.

Perihal peserta yang hadir dalam perayaan ini, memang tidak hanya dari Kota Semarang namun dari beberapa daerah lainnya.

“Kalau sebelum ada kebijakan efisiensi itu banyak banget (peserta dari luar daerah), namun sekarang juga masih ada beberapa,” ucapnya.

Ditengah-tengah lautan masyarakat, rombongan Drum Band dari Akademi Kepolisian tampak memimpin arak-arakan SNC 2025 pada malam hari ini.

Barisan kedua, diisi oleh penampilan fashion dari Grobogan Carnival Center, kemudian Salatiga Iconic Costume. Adapun penampilan dari tuan rumah yakni Kota Semarang yang digabung dalam Perisai Nusantara 2025, tampak menampilkan empat pertunjukan fashion.

Rombongan pertama defile Penjor, kemudian defile merak, defile anggrek dan defile cendrawasih. Penampilan dari Perisai Nusantara 2025 ini, tentu memiliki arti dan maksud doa yang baik untuk kesejahteraan Kota Semarang kedepannya.

Peserta SNC 2025 berkostum lengkap memeriahkan dan menghibur pengunjung yang hadir, Minggu (4/5/2025). (Foto: JN)

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang Wiyarso menyampaikan, dalam karnaval malam hari ini ada sekitar 170 peserta yang ikut serta aktif menampilkan parade fashion yang berjalan dari Titik Nol Kilometer menuju depan Balaikota Semarang.

Wing juga menceritakan bahwa perjalan menuju Kota Semarang hari ini krodit dan macet sekali.

Baca juga: Semarak Hari Jadi Kota Semarang Ada Soto Vaganza dan Semarang Night Carnival

“Tentunya kalau sudah macet ini menjadi bukti bahwa Kota Semarang menjadi prioritas utama kunjungan wisatawan ke Jawa Tengah. Kita berharap kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara semakin meningkat di Kota Semarang,” ungkapnya.

Kenapa parade-parade dari Kota Semarang ini tergabung dalam sebutan Perisai Nusantara, katanya memiliki makna yang dalam sebagai kearifan budaya lokal yang perlu dipertahankan dan diperkenalkan kepada penerus bangsa.

“Filosofinya empat subtema (kostum) yang kita angkat ini merupakan bagian dari upaya kita melindungi nusantara dari budaya-budaya asing,” tegasnya.

Ia mencontohkan bunga anggrek yang menurutnya menjadi khas dengan seluruh spesiesnya.

“Kemudian burung Cendrawasih, ini burung dewa yang menjadi salah satu milik Indonesia. Kemudian burung merak, Merak Jawa yang kita angkat ini merupakan bagian kita untuk tetap mengangkat budaya Jawa. Kita tahu burung merak ini juga memiliki filosofi yang sangat tinggi sehingga menjadi bagian dari prosesi ritual budaya,” jelasnya.

Selain itu, penjor juga memiliki makna sebagai daun muda kelapa atau yang dikenal dengan janur. Menurutnya, janur selalu dihubungkan dengan upacara adat budaya Jawa, sebagai bentuk keramah tamahan masyarakat Jawa dan bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kiranya, SNC ini menjadi trend center, atau salah satu ajang contoh fashion karnaval di kabupaten/kota lainnya.

“Kita harapkan kedepan bisa berkolaborasi dan bisa membantu kita meningkatkan ekonomi kreatif. Karena sektor fashion khususnya di Kota Semarang sangat terkenal, khususnya mereka yang membuat kostum di SNC, mereka pada mulai panen dapat order dari online dan lain sebagainya, bahkan sampai go international,”ucapnya.

Festival Soto Vaganza

Masyarakat yang hadir dalam acara puncak Hari Jadi Kota Semarang 478 ini, banyak yang sudah datang sejak sore hari. Alasan mereka hadir lebih awal karena publikasi SNC memang telah viral di media sosial dan mereka melihat rundown acara yang menyebutkan bahwa bakal ada ‘Festival Soto Vaganza’.

Sejak sekitar pukul 16.00 WIB, pemudi bernama Yuni Nur Azizah sudah berduyun-duyun bersama temannya dari domisili yang berada di Pringapus Kabupaten Semarang.

Ribuan pengunjung menikmati makan soto bersama di depan Balai Kota Semarang, Minggu (4/5/2025). (Foto: JN)

“Datang bersama teman-teman kerja. Baru pertama kali dan pengen tahu festivalnya ramai apa enggak meriah banget apa nggak gitu,” akunya.

Baca juga: Semarang Night Carnival Siap Digelar Besok Cek Rutenya, Ada Soto Gratis

Ia yang sebenarnya bukan dari warga Semarang asli, sebagai perantauan ia mengaku ingin menyaksikan bagaimana kondisi perayaan di pusat Kota Semarang.

“Saya dapat info dari Instagram dan Tiktok, memang sudah viral. sengaja datang lebih awal supaya dapat soto, ngantrinya panjang banget,” katanya.

“Setengah 5 WIB (sore) sudah langsung ngantri. Enak seneng sih pas laper juga,” jawabnya saat ditanya soal ‘Festival Soto Vaganza’.

Warga lain, Nugroho asal Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang mengaku, tiba sekitar pukul 18.30 WIB. Ia mengaku sempat mengikuti hampir seluruh prosesi SNC 2025 meskipun di akhir-akhir sempat diguyur hujan.

Nugroho menceritakan, bahwa perayaan SNC 2025 sangat ramai dan dipadati pengunjung hingga dirinya harus berdesak-desakan.

“Karena satu tahun sekali, ini momen yang luar biasa,” jelasnya.

Perihal pagelaran acaranya, menurutnya tetap harus ada perbaikan dari tahun-ketahunnya supaya acara lebih meriah.

“Harapan tahun depan lebih baik lagi dan rapi lagi,” tuturnya.

Usulkan Warisan Budaya Tak Benda

Sementar itu, Wali Kota Semarang, Agustina menyampaikan bahwa acara puncak Hari Jadi Kota Semarang memang memunculkan antusiasme masyarakat yang tinggi, salah satunya dari kelompok pedagang soto yang akhirnya bisa menjamu ribuan masyarakat.

“Bisa Jadi event tahunan ini kayaknya. Jadi memperkenalkan soto legenda. Luar biasa ini, teman-teman bisa minta semua bakul soto se Kota Semarang. Pembagian 4478 soto gratis, ngeri deh,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan, bahwa Soto Semarang memiliki kekhasan tersendiri dibanding di daerah-daerah lain seperti kuahnya yang baning. Karena dalam kegiatan ini juga ada dorongan dari para pengusaha soto legenda Kota Semarang, tentunya kedepan juga bakal diusulkan supaya ini menjadi bagian dari warisan budaya tak benda.

Keinginan Wali Kota tersebut, disambut hangat oleh Kepala Disbudpar Kota Semarang Wing, yang menjanjikan bakal mulai mengajukan soto legenda yang berpartisipasi ini menjadi warisan budaya tak benda.

Wali Kota Semarang Agustina saat menyapa para pedagang soto legend di kemeriahan SNC 2025 di depan Balai Kota Semarang, Minggu (4/5/2025). (Foto: JN)

“Soto Semarang ini, kita mencoba mencari literasinya. Kita cari seperti apa legenda-legenda Soto Semarang seperti apa? Karena memang ada aturan-aturannya syarat ketentuan dan lain sebagainya,” terangnya.

Baca juga: Kota Semarang Jadi Kota Terbaik Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

“Insyaallah nanti siap tahun depan kita usulkan menjadi warisan budaya tak benda dari Kota Semarang,” sambungnya.

Wing juga menceritakan, bahwa lima tahun terakhir ini Kota Semarang berhasil mengajukan 15 warisan budaya tak benda, dan ia berharap kedepan untuk soto legenda ini bisa menjadi tambahan daftar warisan budaya tak benda dari Kota Semarang.

Adapun soto yang masuk dalam daftar legendaris di Kota Semarang dan menjadi jujukan wisata kuliner yakni ada Soto Bangkong, Soto Pak Darno, Soto Neon, Soto Pak Ra’an, dan Soto Mas Boed.

Tambahan informasi, bahwa dalam perayaan malam puncak ini tampil juga band ternama yakni ‘Ndarboy Genk’ yang juga ditunggu oleh masyarakat meskipun kondisi cuaca sempat hujan. (ADV-01).

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN