31.4 C
Semarang
, 6 May 2025
spot_img

Tradisi Sedekah Bumi Apitan Jadi Daya Tarik Budaya di Desa Wisata Demak

Tradisi kirab budaya hasil bumi ini digelar sebagai bentuk wujud syukur kepada Allah SWT, atas rezeki dan barokah masyarakat Desa Dempet Demak dari hasil panen yang melimpah

Demak, Jatengnews.id – Tradisi Sedekah Bumi Apitan yang rutin digelar di sejumlah desa di Kabupaten Demak kembali menarik perhatian, khususnya di desa-desa wisata.

Salah satu yang menarik perhatian pengunjung atau wisatawan yakni tradisi Sedekah Bumi Apitan di Desa Dempet Kabupaten Demak dengan menggelar kirab budaya gunungan hasil bumi.

Tradisi kirab budaya hasil bumi ini digelar sebagai bentuk wujud syukur kepada Allah SWT, atas rezeki dan barokah masyarakat Desa Dempet Demak dari hasil panen yang melimpah.

Baca juga: Pemkab Demak Komitmen Mengembangkan Potensi Desa Wisata

Dalam kirab budaya tersebut menampilkan tujuh gunungan hasil bumi yang diarak mengelilingi desa dengan jarak tempuh sekitar 2 kilometer, Minggu 4 Mei 2025.

Pantauan tim di lokasi, warga tampak antusias  mulai anak-anak, dewasa hingga orang tua tumpah ruah melihat sekaligus mengikuti tradisi kirab budaya yang digelar satu kali dalam setahun.

Tradisi arak tujuh gunungan hasil bumi oleh warga dalam kegiatan Sedekah Bumi Apitan di Desa Dempet, Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak, Minggu (4/5/2025). (Foto: JN)

Dinas Pariwisata Kabupaten Demak (Dinparta) Kabupaten Demak melihat momen budaya ini bukan hanya sebagai ritual syukur atas hasil bumi, tetapi juga sebagai kekuatan budaya yang layak diangkat menjadi daya tarik wisata unggulan daerah.

Kepala Dinparta Kabupaten Demak Endah Cahya Rini melalui Kabid ODTW dan Ekraf Dinparta Kabupaten Demak, Masluroh, menjelaskan bahwa tradisi apitan atau sedekah bumi merupakan wujud kearifan lokal yang hampir dimiliki oleh seluruh desa di Demak.

“Ini tradisi yang sudah sangat melekat, dan biasanya dilakukan pada bulan Apit, bulan Jawa setelah Syawal. Masyarakat melakukan bersih desa, bersih makam, hingga kirab hasil bumi atau laut sesuai karakter wilayahnya,” ujarnya kepada Jatengnews, Senin (5/5/2025).

Namun, Dinparta Demak saat ini lebih memfokuskan perhatian pada pelaksanaan tradisi tersebut di desa-desa wisata. Dari total desa di Demak, tercatat ada 21 desa wisata yang telah mendapatkan Surat Keputusan (SK) Bupati, dan seluruhnya aktif menggelar tradisi apitan.

“Kegiatan ini kami publikasikan melalui baliho maupun media sosial agar bisa dinikmati masyarakat luas. Ini salah satu upaya kami dalam mendukung pelestarian budaya dan pengembangan wisata berbasis tradisi,” tambah Masluroh yang biasa disapa Luluk.

Salah satu desa wisata yang turut menghidupkan tradisi ini adalah Desa Dempet di Kecamatan Dempet. Desa tersebut menyelenggarakan sedekah bumi dengan beragam kegiatan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Mulai dari doa bersama, kirab gunungan hasil bumi, pertunjukan ketoprak, wayang kulit, hingga pasar rakyat.

Bupati Demak, Eisti’anah, yang turut hadir, menyatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian penting dari pelestarian budaya sekaligus memperkuat jalinan sosial di tengah masyarakat.

Baca juga: DeGeGa Demak Diserbu Wisatawan Saat Libur Lebaran

“Tradisi ini untuk menjaga warisan budaya leluhur, sekaligus mempererat silaturahmi antar warga,” ujarnya.

Kekuatan Promosi Wisata

Sementara itu, Kepala Desa Dempet, Suwondo, menambahkan bahwa pelaksanaan Sedekah Bumi Apitan merupakan hasil gotong royong warga dan dukungan penuh pemerintah desa, sekaligus penguatan ekonomi lokal melalui partisipasi pelaku UMKM.

“Kami berharap tradisi ini terus hidup dan menjadi kebanggaan serta daya tarik budaya bagi masyarakat luar yang ingin mengenal Demak lebih dekat,” tandasnya.

Kegiatan Sedekah Bumi Apitan di Desa Dempet, Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak, Minggu (4/5/2025). (Foto: JN)

Dinparta Demak optimis, dengan konsistensi pelestarian tradisi apitan di desa wisata, budaya lokal dapat terus berkembang seiring kemajuan sektor pariwisata yang berkelanjutan.

“Kami ingin menjadikan tradisi sebagai kekuatan promosi dan jati diri daerah, agar Demak dikenal tidak hanya karena sejarahnya, tetapi juga karena kekayaan budayanya,” pungkas Luluk. (ADV-01).

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN