29.2 C
Semarang
, 7 May 2025
spot_img

Serunya Mahasiswa Malaysia dan Filipina Belajar Peternakan Sapi di GFF Jatirejo

Puluhan mahasiswa asing belajar bersama terkait peternakan sapi di Green Fresh Farm (GFF) Kelurahan Jatirejo, Kec. Gunungpati Kota Semarang, Rabu 7 Mei 2025.

Semarang, Jatengnews.id – Puluhan mahasiswa asing belajar bersama terkait peternakan sapi di Green Fresh Farm (GFF) Kelurahan Jatirejo, Kec. Gunungpati Kota Semarang, Rabu 7 Mei 2025.

Mahasiswa asing yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional ini sebanyak 33 mahasiswa. Mereka terdiri dari 26 mahasiswa Universiti Teknologi Malaysia (UTM) dan 7 dari Nueva Ecija University of Science and Technology (NEUST), Filipina.

Dari pantauan Jatengnews.id di lokasi, selama berkunjung di GFF Jatirejo para peserta tidak hanya mendapatkan gambaran umum tentang proses peternakan sapi perah, tetapi juga terlibat langsung dalam kegiatan pengolahan susu, mulai dari pemerahan hingga pengemasan.

Baca juga: Karyawan PT INKA Belajar Bareng Kelompok Tani Sido Makmur di GFF Jatirejo

Melalui kegiatan ini, mahasiswa diajak untuk memahami pentingnya teknologi tepat guna dalam sektor agribisnis serta bagaimana pengelolaan peternakan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal.

Salah satu peserta melakukan praktek cara memasak susu dari hasil pemerasan sapi di GFF Jatirejo, Kec. Gunungpati Kota Semarang, Rabu (Foto: JN)

Selain praktik lapangan, kunjungan ini juga diisi dengan sesi sosialisasi yang bertujuan untuk memperkenalkan konsep kewirausahaan lokal berbasis pertanian dan ekowisata.

Mahasiswa juga diajak untuk berdialog langsung dengan pengelola peternakan serta masyarakat sekitar guna memahami tantangan dan peluang dalam mengembangkan usaha berkelanjutan di sektor pertanian.

Dalam kunjungannya, mahasiswa juga diajak bagaimana cara memasak susu sapi yang hegienis (sehat) agar bisa langsung diminum. Selain itu juga berkesempatan memberi pakan sapi dan terakhir cara memerah susu sapi secara langsung.

Sementara itu, kegiatan ini dipandu dan didampingi oleh 2 dosen pembimbing lapangan dari UPGRIS, yaitu Prasena Arisyanto, M.Pd, dan Shofif S Akbar, M.M.

Keduanya berperan aktif dalam menjembatani komunikasi antara mahasiswa dengan pengelola serta memberikan bimbingan akademik yang kontekstual selama proses kegiatan berlangsung.

Prasena yang juga dosen Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UPGRIS kepada Jatengnews.id mengatakan, dalam kunjungan mahasiswa asing ini merupakan International Service Student Program (ISSP) atau KKN Internasional.

“Kegiatannya yaitu mempertemukan mahasiswa dari berbagai negara untuk saling belajar, berbagi, dan berkontribusi secara nyata dalam masyarakat,” ujarnya.

Ia menambahkan, program ini dirancang sebagai bentuk pertukaran pengalaman dan budaya sekaligus pengabdian Internasional, di mana mahasiswa dari negara berbeda dapat terlibat dalam aktivitas sosial dan edukatif bersama.

Salah satu agenda utama dalam rangkaian kegiatan tersebut adalah kunjungan edukatif ke GFF Jatirejo. Karena diketahui bersama di GFF Jatirejo saat ini menjadi tempat peternakan sapi perah yang berada di kawasan pegunungan dan dikenal dengan komitmennya terhadap prinsip pertanian berkelanjutan.

Baca juga: Outing Class di Deswita Jatirejo, Pengunjung Diajak Keliling Naik Kereta Wisata

“jadi mahasiswa kesini tidak hanya belajar teori di ruang kelas, tetapi juga melihat langsung bagaimana proses produksi berlangsung dan bagaimana nilai-nilai kewirausahaan itu diterapkan,” ujarnya.

Foto bersama para mahasiswa asing bersama pengurus di GFF Jatirejo Kec. Gunungpati Kota Semarang, Rabu (7/5/2025). (Foto: JN)

Shofif S Akbar menambahkan bahwa interaksi antar mahasiswa dari berbagai negara ini menjadi pengalaman yang berharga dalam membangun jejaring internasional dan memperkuat semangat toleransi antar budaya.

Melalui program ini, UPGRIS tidak hanya memperkuat hubungan akademik dengan mitra luar negeri, tetapi juga turut andil dalam membentuk generasi muda global yang peduli terhadap isu sosial, lingkungan, dan ekonomi berkelanjutan.

“Kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi institusi pendidikan lainnya untuk terus membuka ruang kolaborasi lintas negara dalam bingkai pengabdian dan pendidikan global yang inklusif dan berdampak,” jelasnya. (01).

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN