28.4 C
Semarang
, 8 May 2025
spot_img

Nguri-uri Budaya,Warga Bonangrejo Demak Gelar Sedekah Bumi dan Pentas Wayang

Demak, Jatengnews.id – Masyarakat Desa Bonangrejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, kembali mengadakan warisan budaya leluhur melalui tradisi sedekah bumi atau apitan yang digelar di lapangan desa Bonangrejo.

Tradisi yang telah berlangsung turun-temurun ini sebagai bentuk untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus mengenang jasa para pendiri desa.

Baca juga : Pagelaran Wayang Kulit di Blora Berlangsung Meriah

Kegiatan dimulai dengan ziarah ke makam Mbah Bekel dan Nyai Bekel yang terletak di Dukuh Panjunan. Prosesi ziarah ini dipimpin langsung oleh Kepala Desa Bonangrejo, H. M. Asnawi, dan diikuti oleh perangkat desa, anggota BPD dan LPM, Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta para tokoh masyarakat.

Setelah ziarah, acara dilanjutkan dengan selamatan bersama dalang dan panjak wayang. Doa bersama ini sebagai bentuk harapan atas kehidupan desa yang tenteram dan dijauhkan dari marabahaya.

Selamatan juga dilaksanakan di tiga lokasi berbeda secara serentak: warga Dukuh Panjunan berkumpul di balai desa, Dukuh Cempan di kediaman Kepala Desa, dan Dukuh Bonang di Masjid setempat.

Menurut H. M. Asnawi, tradisi sedekah bumi adalah agenda rutin tahunan yang tak hanya bermakna spiritual, tetapi juga menjadi sarana pelestarian budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.

“Tradisi ini adalah bentuk syukur masyarakat atas limpahan nikmat Allah SWT. Harapannya, Desa Bonangrejo senantiasa aman, damai, dan sejahtera. Menjadi desa yang baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur,” ujar Asnawi, kepada Jatengnews, Rabu (7/5/2025).

Puncak acara ditandai dengan pagelaran wayang kulit sore hingga menjelang magrib. Malam harinya, masyarakat disuguhi pertunjukan wayang kulit semalam suntuk yang dibawakan oleh dalang Ki Genjur dari Purwodadi.

Membawakan lakon “Wahyu Katentreman”, Ki Genjur menghadirkan kisah pesan moral tentang perjuangan, cobaan hidup, dan pentingnya menjaga harmoni.

Cerita berpusat pada negeri Ngamarta yang mengalami masa sulit di bawah kepemimpinan Prabu Kunta Dewa. Ditimpa wabah dan krisis pangan, masyarakat kehilangan harapan. Namun melalui kehadiran tokoh sakti Endang Purbo Rini yang kemudian berubah menjadi pusaka Pasopati setelah dipeluk Raden Janaka, ketenteraman pun kembali menyelimuti negeri tersebut.

“Cerita ini sebagai pengingat bahwa budaya adalah jati diri bangsa. Dengan terus menjaganya, kita akan senantiasa berada dalam rahmat Tuhan,” terang Ki Genjur usai pertunjukan.

Baca juga : Sumanto Nanggap Wayang Kulit, Para Dalang Berkumpul Jadi Penabuh Gamelan

Kegiatan di Lapangan Bonangrejo turut diramaikan pelaku UMKM yang membuka lapak, menambah semarak acara sekaligus membuka peluang ekonomi bagi warga. (Sam-03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN