Semarang, Jatengnews.id — Keseruan puluhan mahasiswa asal Malaysia dan Filipina belajar olahan singkong di Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, Rabu 7 Mei 2025.
Mereka adalah terdiri dari mahasiswa Universitas Teknologi Malaysia (UTM) dan Nueva Ecija University of Science and Technology (NEUST) dari Filipina.
Dalam kegiatan ini, para peserta diajak mengenal lebih dekat potensi singkong sebagai pangan lokal yang kaya manfaat dan serbaguna. Bersama warga Kelurahan Kandri, mereka belajar membuat berbagai olahan singkong seperti getuk, keripik singkong, dan bola-bola singkong.
Baca juga: Serunya Mahasiswa Malaysia dan Filipina Belajar Peternakan Sapi di GFF Jatirejo
Tak hanya menjadi ajang keterampilan kuliner, kegiatan ini juga menjadi media pertukaran budaya yang memperkaya wawasan para peserta dari luar negeri tentang kekayaan tradisi Indonesia.
Kegiatan ini berlangsung dengan bimbingan langsung dari dua dosen pembimbing lapangan, yaitu Prasena Arisyanto, M.Pd dan Shofif S Akbar, M.M, yang juga merupakan perwakilan resmi dari Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia Semarang selaku penyelenggara kegiatan.
Dalam sambutannya, Prasena menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kampus dalam mempromosikan kearifan lokal melalui pendekatan edukatif dan kolaboratif.
“Singkong adalah bahan pangan yang tidak hanya murah dan mudah didapat, tetapi juga memiliki nilai ekonomi dan budaya yang tinggi. Melalui kegiatan ini, kami ingin membuka ruang diskusi dan praktik bersama mengenai bagaimana pangan lokal bisa dikembangkan secara kreatif dan bahkan dijadikan peluang usaha,” ujar Prasena.
Sementara itu, Shofif S Akbar menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi sarana penguatan kerja sama internasional dalam bidang pendidikan. Ia menekankan pentingnya pertukaran pengalaman dan pemahaman antarbudaya sebagai bagian dari pembelajaran yang holistik.
Mahasiswa UTM dan NEUST tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Dengan celemek dan topi masak, mereka tak ragu ikut serta mengupas, mengukus, hingga menggoreng singkong bersama ibu-ibu warga Kandri.
Tawa dan canda mewarnai suasana saat para peserta mencoba menggiling singkong untuk dijadikan getuk, sebuah makanan khas Jawa Tengah yang bagi mereka masih asing, namun memikat.
“Saya sangat senang bisa belajar membuat getuk. Ini pengalaman pertama saya dan saya ingin membawa resep ini pulang ke Malaysia,” kata Nur Aisyah, salah satu peserta dari UTM.
Kepala Kelurahan Kandri dalam sambutannya menyambut baik inisiatif ini dan berharap kegiatan serupa bisa terus berlanjut. Menurutnya, Kandri sebagai salah satu desa wisata di Semarang memiliki banyak potensi lokal yang bisa diperkenalkan ke dunia internasional.
“Kami bangga bisa menjadi tuan rumah kegiatan ini. Semoga kunjungan para mahasiswa asing ini memberi kesan baik dan membawa nama Kandri makin dikenal,” ujarnya.
Baca juga: Sesaji Rewanda Desa Kandri Didorong Jadi Cagar Budaya
Kegiatan ditutup dengan sesi makan bersama, di mana seluruh hasil olahan singkong yang dibuat peserta disajikan dalam suasana kekeluargaan. Tak hanya kenyang secara fisik, para peserta pun pulang membawa pengalaman budaya yang kaya dan bermakna.
Dengan digelarnya kegiatan ini, singkong tak sekadar menjadi makanan, tetapi juga jembatan persahabatan antarbangsa.
Kolaborasi antara Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia Semarang, UTM Malaysia, dan NEUST Filipina menjadi bukti nyata bahwa pendidikan bisa menjadi jalan membangun kedekatan lintas negara, berangkat dari hal-hal sederhana seperti mengolah hasil bumi lokal. (01).