Solo, Jatengnews.id – Kota Surakarta atau Kota Solo kembali menjadi saksi perhelatan seni akbar Semarak Budaya Indonesia (SBI) ke 12 kalinya yang berlangsung di Balai Kota Surakarta, tanggal 9-10 Mei 2025.
Festival SBI 2025 ini hadir sebagai ajang mempertemukan sanggar-sanggar seni dari seluruh penjuru negeri dalam satu panggung kebudayaan.
Sebanyak 21 delegasi seni dari sanggar dan komunitas tari yang berasal dari 11 kota di tanah air tampil memeriahkan perhelatan Festival SBI tahun 2025. Pagelaran akbar bertaraf nasional ini, mengusung tema Manca Warna Puspita.
Baca juga: Perayaan Tahun Baru Imlek Meriah di Solo
Dari pantaun tim Jatengnews.id di lokasi, Festival SBI 2025 menyuguhkan beragam budaya Nusantara yang dikemas dalam berbagai karya seni spektakuler, mulai dari tari tradisional, seni teater visual, hingga kolaborasi musik dan busana etnik.
Melalui event Festival SBI ini, semakin menguatkan Kota Solo sebagai salah satu Kabupaten/Kota Kreatif (KaTa Kreatif) dengan subsector Kota Seni Pertunjukan sekaligus Kota Kreatif Dunia di Bidang Craft dan Folk Art yang secara resmi diakui oleh UNESCO pada tanggal 31 Oktober 2023.

Pembukaan acara secara resmi ditandai dengan pemukulan kenong oleh Ketua Pelaksana Festival SBI 2025 Aprizal Rizaldi Naim bersama Direktur SIPA Irawati Kusumoasri, Baruna Wasita Aji, Asisten Administrasi Umum Sekda Kota Surakarta Hery Mulyono, dan Imam Subkhan dan dilanjutkan penyerahan cinderamata dari Angklung Wanita Sarinah Berkebaya sebagai perwakilan delegasi kepada Ketua Pelaksana SBI 2025 dan perwakilan Walikota Surakarta.
Pada hari pertama, Jumat 9 Mei 2025, Festival SBI 2025 diawali dengan penampilan Semarak Candrakirana Art Center Solo, dilanjutkan dengan penampilan Rumah Kreatif Damar Art Banyuwangi, Srikandhi Catur Solo, Rumah Kreatif Damar Art Banyuwangi, Ariani Ballet School Solo, Komunitas Wanita Sarinah Berkebaya Jakarta, Sanggar OREK Solo, Sanggar Sarwi Retno Budaya Solo, Sanggar Sang Citra Budaya Solo, dan Malanca Dance Studio Yogyakarta.
Sedangkan pelaksanaan hari kedua Festival SBI 2025, Sabtu, 10 Mei 2025, dimeriahkan dengan penampilan 11 delegasi, yaitu Gladi Beksan FK UNS Solo, Alitalita Dance Class Semarang, ZIMAE Fashion Karanganyar, Amarta Production Solo, Almaeriee Dance Riau,
Mannequin Puppet Community Bali, Tydif Dance Surabaya, Sanggar Perwira Budaya Semarang, Jagadhita Solo, Sanggar Tari Tancep Sragen, dan Ikatan Mahasiswa Kepulauan Riau Surakarta (IPMKRS).
Baca juga: Melihat Masjid dengan Arsitektur Unik di Solo
Ketua Pelaksana Festival SBI 2025, Naim Rizal, menjelaskan, tema Manca Warna Puspita dipilih, bukan hanya sekedar sebagai hiasan semantik, melainkan sebagai pernyataan simbolik, bahwa keberagaman budaya ialah kekuatan utama bangsa.
“Festival SBI 2025 ini untuk meneguhkan jatidiri Indonesia melalui karya seni dari berbagai daerah Nusantara,” jelasnya kepada Jatengnews.id
Menurut Naim Festival SBI ini merupakan yang ke 12 kalinya diselenggarakan oleh Forum Pemuda Indonesia Kreatif bersama Semarak Candrakirana Art Center.
Festival SBI ini, lanjutnya, juga mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kota Surakarta, seluruh sanggar dan komunitas seni Indonesia, serta jaringan media partner nasional.
“Hal ini merupakan kolaborasi strategis antara komunitas, pemerintah, dan media dalam mendorong kemajuan budaya secara inklusif dan berkelanjutan. Pagelaran seni ini dirancang secara holistik sebagai wadah strategis untuk menggabungkan unsur seni, edukasi, dan potensi ekonomi dalam satu kesatuan acara yang meriah,” terangnya.
Ekonomi Kreatif
Selain menampilkan aksi panggung ragam budaya nusantara, Festival SBI 2025 yang berlangsung selama dua hari ini, juga diisi dengan lokakarya bertemakan Aromatic Experience in Culture serta pelatihan peracikan Eau De Toilette (EDT) dan peracikan liquid soap berkolaborasi dengan Rumah Atsiri Indonesia yang diikuti para peserta.
Selain itu, Festival SBI 2025 juga menghadirkan Galeri Wastra Dwipantera serta Pasar Karya Nusantara sebagai ruang ekspresi dan apresiasi bagi kekayaan tekstil tradisional Indonesia.
Galeri Wastra Dwipantera menampilkan pameran kain-kain autentik hasil karya pengrajin dari berbagai daerah di Indonesia yang turut melibatkan komunitas pecinta kain tradisional serta desainer lokal.
Baca juga: Menikmati Atraksi Tempa Keris di Kota Solo
Galeri tersebut dibuka selama festival berlangsung mulai pukul 10.00 hingga 22.00 WIB, di Pendopo Balaikota Surakarta. Secara bersamaan, Pasar Karya Nusantara disuguhkan di area halaman parkir Balaikota Surakarta sebagai sentra ekonomi kreatif.
Lebih dari 30 tenant menyuguhkan beragam produk kuliner khas daerah, karya kriya, hingga kerajinan tangan lokal.
“Bukan hanya menjadi ajang jual beli, Pasar Karya Nusantara juga diharapkan menjadi sarana interaksi budaya,”pungkasnya. (Adv-01).