Demak, Jatengnews.id – Suasana khidmat dengan nuansa budaya Jawa menyelimuti Pendopo Satya Bhakti Praja saat Sesepuh Kasepuhan Kadilangu, HR. Muhammad Cahyo Iman Santoso, bersama rombongan melaksanakan pisowanan balasan kepada Bupati Demak, Eisti’anah, pada Rabu (14/5/2025).
Kedatangan rombongan Kasepuhan Kadilangu disambut hangat. Prajurit Keraton Demak berjajar rapi menyambut kehadiran rombongan dengan diiringi tarian tradisional gambyong ilir-ilir.
Baca juga : Nikmatnya Kopi Poro dengan Cita Rasa Khas Demak Terlahir dari Tradisi Keraton
Pisowanan ini merupakan kunjungan balasan atas kehadiran Bupati Eisti’anah bersama Wakil Bupati Muhammad Badruddin dan jajaran Forkopimda yang pekan sebelumnya sowan ke Pendopo Notobratan, kediaman Kasepuhan Kadilangu.
Pertemuan ini sebagai bentuk kuatnya jalinan antara Pemerintah Kabupaten Demak dengan para penjaga nilai-nilai tradisi.
Dalam sambutannya, HR. Muhammad Cahyo Iman Santoso menyampaikan rasa syukur atas kesempatan untuk terus menjaga silaturahmi. Ia berharap budaya pisowanan seperti ini tetap dilestarikan dan diberi sentuhan inovasi tanpa menghilangkan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.
“Semoga pertemuan ini membawa keberkahan bagi kita semua. Budaya dan tradisi seperti ini penting untuk terus dijaga dan dikembangkan,” ungkapnya.
Selain itu, Sesepuh Kadilangu juga mengundang Bupati dan jajaran untuk turut hadir dalam prosesi penjamasan pusaka eyang Kalijaga, yaitu ageman kotang onto kusumo dan Kyai Cerubuk.
Penjamasan tersebut menggunakan minyak kelentik istimewa yang diramu dari empat unsur minyak keraton (kenanga, gaharu, cempaka, melati) yang dicampur dengan minyak kelapa hasil proses khusus dari Yogyakarta.
Proses pembuatan minyak kelentik ini pun sakral, hanya menggunakan kelapa yang menghadap timur, dengan tujuh buah, tak menyentuh tanah, dan diolah oleh perempuan menopause atau janda yang berpuasa selama tiga hari. Hasilnya, 11 liter minyak suci digunakan untuk prosesi sakral penjamasan pusaka.
Bupati Eisti’anah dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya atas kunjungan tersebut. Ia menekankan pentingnya menjaga akar sejarah dan melestarikan budaya sebagai bagian dari pembangunan karakter masyarakat.
“Pertemuan ini menjadi pengingat bahwa kita memiliki sejarah besar yang harus dirawat. Tradisi seperti Grebeg Besar adalah warisan berharga, bukan hanya perwujudan syukur kepada para wali, tapi juga sebagai daya tarik wisata budaya unggulan Demak,” ujar Bupati.
Bupati juga berharap kegiatan budaya seperti ini terus memberikan manfaat spiritual dan sosial bagi masyarakat, serta menjadi magnet wisata yang membawa kesan positif bagi para pengunjung dari dalam maupun luar daerah.
Baca juga : Bupati Demak Lakukan Pisowanan, Minta Restu Kasepuhan untuk Grebeg Besar
Usai prosesi pisowanan, para tamu kehormatan ini juga dikawal pulang oleh para Duta Wisata Demak diikuti Bupati dan jajaran Forkopimda, sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan spiritual dan budaya leluhur. (Sam-03)