Semarang, Jatengnews.id – Sungai Banjir Kanal Barat (BKB) Kota Semarang, secara sejarah memiliki cerita yang panjang dan sudah ada sejak masa pemerintah Belanda.
Tak hanya itu, sungai ini juga sering viral menjadi tempat berkumpulnya anak-anak muda terutama untuk sekedar melepas penat atau berwisata.
Jika menengok sejarahnya, BKB Kota Semarang sudah menjadi drainase terbesar pertama di Kota Semarang sejak disahkan oleh pemerintahan belanda pada 23 Januari 1879 dahulu.
Semakin hari, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, terus memikirkan supaya wilayah ini menjadi semakin menarik dan bisa meningkatkan wisatawan.
Baca juga: Dongkrak Sektor Wisata Wali Kota Semarang Agustina Akan Gelar Musrenbang Pariwisata
Seperti event perahu hias, pertunjukan-pertunjukan, kuliner hingga anak-anak muda yang sempat viral karena menjadi bendungan di sungai tersebut sebagai tempat seluncuran.
Untuk berseluncur di bantaran sungai tersebut, kini mulai dilarang karena secara keamanan tidak terjamin dan memiliki resiko tinggi.
Pada tahun 2019 lalu, Pemerintah kembali mempercantik BKB dengan menambah hiburan Air Mancur di Jembatan BKB atau yang dikenal dengan Semarang Bridge Fountain.
Jika melihat Jadwalnya, Bridge Fountain ini menyala setiap hari di jam-jam tertentu. Setiap hari Senin – Kamis menyala dari pukul 19.00-19.30 WIB dan untuk hari Jumat – Minggu menyala dari pukul 19.00 – 21.00 WIB dengan dua sesi, setiap sesinya berlangsung selama 30 menit.

Tampak suasana Minggu (18/5/2025) itu, terlihat suasana di BKB terlihat cukup ramai meskipun cuaca baru saja hujan. Sepanjang Jalan Bojong Salaman, Semarang Barat, Kota Semarang, terlihat para pedagang makan berderet-deret menjajakan dagangannya.
Para pengendara yang melintas tampak beberapa melintas dan membeli untuk dibawa pulang dan ada juga yang berhenti kemudian menikmati hidangannya di bantaran Sungai BKB Kota Semarang.
Adel (22) warga Mijen Kota Semarang, ia sengaja dari rumahnya jalan-jalan di Kota Semarang dan berhenti di BKB Semarang untuk menikmati pemandangan sungai dan air mancur yang menyala.
“Saya kesini bersama pacar saya ini (di depannya), tadi habis muter-muter di Kota Semarang terus iseng berhenti mampir disini,” Akunya kepada Jatengnews.id.
Ia bersama pacarnya ini, mengaku baru pertama kali merasakan asyiknya berwisata di bantaran Sungai BKB yang ternyata cukup romantis untuk para anak muda bercerita dengan pacarnya.
Baca juga: Kota Semarang Resmi Jadi Anggota Aliansi Kota Jalur Sutra Maritim
“Seru, terus banyak jajanan kan enak,” akunya saat ditanya perihal pengalaman pertamanya berwisata di BKB Semarang.
“Ini saya beli minum aja, sama basreng (bakso goreng),” imbuhnya sambil menunjukkan makanan yang telah ia beli bersama pacarnya.
Tempat Berkumpul
Salah seorang warga sekitar yang berprofesi sebagai tukang parkir di bantaran Sungai Banjir Kanal Barat, Tesa (30) menyampaikan bahwa sejak dulu, bantaran sungai ini memang menjadi tempat orang berkumpul.
Semenjak adanya Bridge Fountain atau air mancur menari yang dilengkapi lampu warna warni, kunjungan wisatawan memang mengalami peningkatan.
“Kalau lagi ada event itu bisa mencapai ribuan, cuman akhir-akhir ini sudah beberapa tahun tidak ada event,” ucapnya.
Setiap harinya, ia perkirakan ratusan orang pasti ada yang berkunjung entah menikmati kuliner di sepanjang jalan Bojong Salaman ini atau sekedar nongkrong di bantaran sungainya.
“Sama dulu waktu awal-awal ada air mancur itu bisa sampai ribuan, sekarang paling ratusan. Kalau lagi musim hujan gini ini, hitungannya agak sepi,” sebutnya.
Para wisatawan yang datang di BKB Kota Semarang ini, kabarnya tidak hanya dari Kota Semarang saja namun juga dari luar kota.
“Beragam, ada yang dari luar kota juga ada. ya seringnya malah yang dari luar kota,” ucapnya.
“Usianya juga macam-macam, muda tua ada komplit, yang datang berkeluarga juga ada,” tambahnya.
Tingkatkan Ekonomi Warga
Salah seorang pedagang, Heru (35) menceritakan, bahwa semenjak adanya air mancur atau Bridge Fountain, para pedagang mulai berdatangan dan berjualan di sepanjang Jalan Bojong Salaman, Kota Semarang.
Heru mengaku sudah berjualan susu sapi murni disini sejak tahun 2020, hingga akhirnya sekarang di Jalan Bojong salaman terdapat dua paguyuban pedagang terbagi di dua kelurahan yakni Cabean dan Bojong Salaman.
“Awal-awal ada Bridge Fountain itu, Pedagang masih dikit banget terus saya nyari tempat disini. Mungkin hanya tujuh pedagang,” kisah heru yang merupakan anggota dari paguyuban pedagang di wilayah Cabean.
Baca juga: Mbak Ita Ajak Masyarakat Ikut Terlibat Promosikan Pariwisata di Kota Semarang
Sebelum adanya paguyuban, para pedagang ini sempat beberapa kali bersinggungan dengan Satpol PP perihal penertiban pedagang kaki lima (PKL). Namun saat ini mereka dilindungi pemerintah, dengan tersedianya wilayah khusus untuk parkir para pengunjung.
“Adanya space parkir ini memang aturannya biar tidak bikin macet,” katanya.
Maraknya masyarakat yang berwisata di bantaran Sungai BKB ini, kiranya cukup membantu ekonominya karena bisa berjualan dan selalu laris terbeli.
“Disini itu setiap hari ramai paling ramai weekend,” ujarnya
Setiap harinya, Heru bisa menjual susunya sebanyak 10 liter untuk hari biasa atau Weekday.
“Kalau weekend itu 15 liter sampai 30 liter, apalagi kalau lagi event gitu,” sebutnya penghasilnya setiap jualan.
Solusi Wisata Murah di Semarang
Sebagai tempat yang romantis dengan banyak wisatawan, bantaran Sungai BKB Kota Semarang ini juga menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin berwisata dengan murah namun indah.
Camat Semarang Barat, Elly Asmara menyampaikan, bahwa wisata bantaran Sungai BKB ini menjadi alternatif keramaian di Kota Semarang ketika orang ingin berwisata atau sekedar menghilangkan penat atas aktivitas hariannya.
“Untuk anak muda yang pengen nongkrong murah, bahkan bisa dibilang nongkrong gratis ya ini bisa menjadi solusinya,” ujarnya saat dihubungi Jatengnews.id secara terpisah.
Kiranya, wilayah bantaran sungai yang tertata tersebut, menjadi salah satu penguat atau daya tarik para wisatawan akhirnya berkunjung.
PKL di sepanjang Jalan Bojong Salaman tersebut, ia juga menjelaskan bahwa mereka hadir secara resmi dan merespon adanya tempat keramaian semakin meningkat semenjak adanya Bridge Fountain atau air mancur.
“Kalau dibilang meningkatkan, ya memang meningkatkan. tapi memang lebih cenderung kebanyakan anak muda yang datang untuk nongkrong,” katanya.
Baca juga: PKK Kabupaten Tapin Belajar Kelola Desa Wisata ke Jatirejo Semarang
Elly juga menyampaikan, bahwa beberapa kali membuat event di lokasi tersebut yang secara kunjungan memang menjadi semakin meningkat dan omset para pedagang juga.
“Itu Weekdays (hari aktif) itu kita bikin event itu hampir empat kali lipat omsetnya,” paparnya.
“Sehingga kalau dibilang meningkatkan ekonomi iya, karena masyarakat masih animonya tinggi buat wisata-wisata yang gratis lah,” sambungnya.
Menurut perhitungannya, ada sekitar 70 an PKL yang berjualan di sepanjang jalan Bojong Salaman bantaran Sungai Banjir Kanal Barat Kota Semarang.
“Ada macam-macam, aneka minuman, bakaran, bakso, seafood, korean food, dan masih banyak lainya,” ujarnya.
Harapannya, kedepan lokasi ini bisa menjadi ikonik yang bagus dan menjadi rujukan para wisatawan atau semakin meningkat kunjungannya. (ADV-01).