Pati, Jatengnews.id – Gubernur Jateng Ahmad Luthfi bakal berikan beasiswa kuliah dari dana CSR untuk anak kurang mampu di Jawa Tengah.
Ahmad Luthfi mengatakan dalam membangun Jateng dimulai dari penyelesaian ragam permasalahan. Salah satunya tentang bagaimana cara mengentaskan masyarakat dari kemiskinan melalui layanan dasar pendidikan.
“Eksplorasi wilayah di Pati, pendidikan sebagai layanan dasar. Dengan beasiswa, harapannya anak-anak menjadi estafet pembangunan di masa depan,” kata Gubernur Jateng Ahmad Luthfi didampingi Wakil Gubernur Taj Yasin, dalam silaturahmi bersama tokoh agama, masyarakat Kabupaten Pati, serta penyerahan sertifikat hak cipta Ekspresi Budaya Tradisional (EBT) kepada Bupati Pati Sudewo oleh Kementerian Hukum RI, di Pendopo Kabupaten Pati, Selasa (27/5/2025).
Baca juga: Gubernur Jateng Tinjau Pembangunan Kolam Retensi Terboyo Sriwulan, Dapat Atasi Rob dan Banjir
Gubernur mengapresiasi sebagaimana yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Pati. Gubernur juga berterima kasih kepada para guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Menurut Ahmad Luthfi, pada bidang pendidikan, di masa kepemimpinannya bersama Taj Yasin mempunyai program memberikan harapan bagi anak putus sekolah. Salah satunya dengan sentuhan beasiswa Kejar Paket C
“Tahun 2025, (sentuh) 5.000 anak putus sekolah,” ujarnya.
Dikatakan, ada ragam faktor anak putus sekolah khususnya saat selesai pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Selain faktor kemiskinan, kata Luthfi, terdapat kebiasaan orang tua yang menginginkan anaknya langsung bekerja setelah lulus SMP.
“Wes Le wes, lulus SMP kerjo (sudah nak sudah, lulus SMP langsung kerja). Ada kebiasaan itu, akhirnya anak tidak melanjutkan sekolah,” ucapnya.
Luthfi lantas mengajak kontribusi tokoh keagamaan, dan masyarakat untuk memberi edukasi supaya angka putus sekolah bisa ditekan.
Bupati Pati, Sudewo, mengungkapkan, pihaknya konsentrasi penuh pada dorongan kebijakan untuk dunia pendidikan. Akan tetapi juga tak meninggalkan bidang andalan wilayah seperti pertanian, perikanan budidaya, dan lainnya.
Pihaknya mengaku punya langkah menggarap dana CSR untuk beasiswa anak kurang mampu yang diterima di perguruan tinggi (PT) maupun sekolah kedinasan.
“(Nilainya) satu bulan Rp 1 juta. Bagi warga miskin ekstrem Rp 1,5 juta, dan jurusan kedokteran Rp 2,5 juta. Tahun ini rencananya (disalurkan) untuk 230 anak,” kata Sudewo.
Dia merincikan, nilai anggaran pada tahun ini di antaranya didapat dari CSR Bank Jateng Rp 1,9 miliar pertahun, Pabrik Gula Trangkil Rp 1 miliar, bank-bank kecil di Pati Rp 2 miliar, pabrik pengolahan ikan Rp 1 miliar, serta pemasukan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) total Rp 4 miliar pada tahun ini. Totalnya mencapai Rp 9,9 miliar.
“Untuk beasiswa 230 anak mulai (tahun ajar) Juli 2025-2026 pengeluarannya baru Rp 1 miliar. Masih ada saldo Rp 8 miliar. Tahun depan pengeluaran akan ditambah dua kali lipat, pun pendapatan dana CSR masih akan ditambah,” katanya merincikan.
Selain beasiswa bulanan, melalui anggaran itu Pemkab Pati akan memfasilitasi bimbingan belajar dan kursus bagi penerima beasiswa.
“Penggunaan anggaran akan transparan,” kata mantan Anggota DPR RI tersebut.
Untuk diketahui, dalam kesempatan silaturahmi Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng tersebut, Pemprov juga menyalurkan bantuan keuangan untuk berbagai bidang kepada Pemkab Pati dengan total senilai Rp 316.151.647.330.
Baca juga: 100 Hari Kerja Luthfi Yasin, Kolaborasi Berbagai Elemen Dukung Pembangunan Jawa Tengah
Anggaran itu ditujukan di antaranya untuk Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah, Penghargaan Pembangunan Daerah, TMMD, Bantuan Keuangan (Bankeu) Pemerintah Desa untuk Peningkatan Sarana Prasarama Pedesaan.
Selanjutnya penyaluran keuangan untuk pembenahan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Kelompok Usaha Bersama (Kube), hibah bidang pendidikan keagamaan, hibah keagamaan, digester biogas untuk kelompok tani, hibah ormas/yayasan/lembaga pendidikan, internet gratis untuk desa blankspot.
Kemudian beasiswa siswa miskin pelajar SMA/SMK dan SLB, hibah budidaya itik petelur, pemberian Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV) untuk Pelaku Usaha Rumah Potong Unggas (RPU), penyaluran alat pasca panen tembakau, bibit tanaman buah.
Terakhir penyaluran staple food kepada 500 masyarakat penerima yang bekerja sama dengan Sampoerna untuk Indonesia, serta penyaluran geomembran dari CSR Bank Indonesia. (02)