Semarang, Jatengnews.id – Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mendukung pengembangan wilayah Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
Pasalnya, MAJT Semarang merupakan salah satu tetenger dan trademark Provinsi Jawa Tengah sehingga harus bisa memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat.
Baca juga: Pemprov Jateng Kurban 547.590 Hewan, Gubernur Berikan Sapi ke MAJT
“MAJT ini jadi trademark kebanggaan bagi masyarakat muslim kita. Kita harus punya tetenger yang harus kita uri-uri. MAJT adalah ikon daripada Jawa Tengah,” kata Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Jumat (6/6/2025) usai salat Id dan menyerahkan hewan kurban di MAJT Semarang.
Ahmad Luthfi menjelaskan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebagai pengemban fungsi Yayasan MAJT memiliki kewajiban untuk mengembangkan kawasan MAJT. Pengembangan MAJT akan diarahkan pada nilai-nilai budaya keislaman dan nilai-nilai sosial kemasyarakatan lain.
“MAJT tidak hanya memakmurkan masyarakat sekitar, tetapi juga untuk memberikan usaha dalam rangka menunjang kemakmuran umat Islam di wilayah kita,” jelasnya.
Luas lahan kawasan MAJT mencapai sekitar 34 hektare. Selain bangunan masjid yang sudah ada, kawasan itu nanti akan dibangun juga pesantren, rumah sakit, pusat bisnis, dan rumah pemotongan hewan (RPH).
Terkait RPH, Pemprov Jateng juga memiliki program prioritas yaitu sembelih halal. Program ini menjadi kesatuan dalam program Pesantren Obah.
“Misalnya ada pasarnya, ada penyembelihannya, kemudian tamu-tamu kenegaraan bisa kita suguhkan dengan tipologi MAJT yang kita punyai. Jadi ikon MAJT ini menjadi trademark Provinsi Jawa Tengah untuk kita jual, tidak hanya wilayah Jawa Tengah tapi juga internasional,” kata Ahmad Luthfi.
Ketua Pengurus Pengelola MAJT, Noor Ahmad mengatakan, saat ini di kawasan MAJT sudah ada Pesantren Tanfidz Al-Qur’an. Di mana semua santrinya merupakan bea siswa dari Baznas Jateng. Pesantren ini juga sudah berkolaborasi dengan perguruan tinggi sehingga selain bisa hafal Al-Qur’an juga dapat belajar pendidikan formal.
Baca juga: Jelang Idul Adha Peternak Siapkan Hewan Kurban Berkualitas
“Setelah lulus mereka kami kembalikan ke daerah masing-masing untuk menjadi imam yang kita bekali dengan tafsir, hadits dan pemahaman Islam yang rahmatanlilalamin,” ujar Noor Ahmad.
Terkait pengembangan pusat bisnis, saat ini sudah ada pasar tradisional yang lumayan ramai di sekitar kawasan MAJT. Untuk RPH juga sudah disiapkan dengan nama RPH Kang Jalal (tukang jagal halal).
“Nanti juga akan kami kembangkan terkait agrowisatanya. Kami canangkan MAJT ini menjadi masjid rujukan tidak hanya di Jawa Tengah tapi juga nasional,” ujarnya. (02)