Demak, JatengNews.id- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Walisongo dan Warga Desa Jamus gelar sedekah bumi atau yang lebih dikenal dengan Apitan di Desa Jamus, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, pada Sabtu (24/05/2025).
Acara yang diikuti oleh mahasiswa KKN UIN Walisongo ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat Desa Jamus masih memegang teguh nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, khususnya budaya Jawa yang kental dengan rasa syukur kepada Sang Pencipta.
Rangkaian tradisi Apitan berlangsung selama dua hari dimulai pada Jumat sore dengan kegiatan pengambilan air berkah dan ziarah ke makam para leluhur desa.
Baca juga: Santri Melek Karir! Mahasiswa KKN UIN Walisongo Gelar Pelatihan Personal Branding
Acara puncak digelar pada hari Sabtu dengan kirab budaya yang menampilkan tiga gunungan hasil bumi mengelilingi desa, serta ditutup dengan ngaji budaya bersama Kyai H. Kirun dan lantunan qosidah dari grup As-Shoima Demak pada malam harinya.
Tiga gunungan yang diarak dalam kirab memiliki makna filosofis yang dalam.
Kepala Desa Jamus, Muh Rifai, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tiga gunungan tersebut melambangkan tiga cinta utama: cinta kepada Allah, cinta kepada sesama manusia, dan cinta kepada alam semesta.
“Tiga gunungan itu mempunyai filosofi yakni cinta kepada Allah, cinta kepada sesama manusia, dan cinta kepada alam. Semua hal baik ada dalam tiga gunungan yang diarak keliling desa,” ujar Muh Rifai.
Acara Apitan tahun ini dihadiri oleh lebih dari seribu warga, termasuk tokoh masyarakat, aparat pemerintahan, kepolisian, TNI, serta mahasiswa KKN Reguler ke-84 UIN Walisongo Semarang Posko 2 yang tengah melaksanakan program pengabdian masyarakat di Desa Jamus.
Mahasiswa KKN UIN Walisongo tidak hanya hadir sebagai tamu, tetapi juga terlibat aktif sejak persiapan hingga pelaksanaan acara. Mereka membantu dalam kegiatan bersih desa, penyambutan tamu, dokumentasi, hingga teknis pelaksanaan di lapangan.
Kehadiran mereka mendapat apresiasi dari warga dan perangkat desa karena turut meringankan beban panitia lokal.
Koordinator KKN UIN Walisongo Posko 2, Moh Abror Ulin Nuha, menyampaikan rasa syukur dan antusiasmenya dapat terlibat dalam kegiatan budaya masyarakat.
“Saya selaku koordinator KKN merasa senang bisa membantu memeriahkan acara Apitan di Desa Jamus. Harapannya, kehadiran kami bisa memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Tradisi Apitan ini menjadi simbol kebersamaan dan penghormatan terhadap warisan leluhur.
Lebih dari sekadar seremoni, Apitan adalah wujud nyata cinta masyarakat terhadap budaya, alam, dan nilai spiritual yang telah diwariskan turun-temurun.
Sudah selayaknya tradisi ini terus dilestarikan oleh generasi muda, termasuk mahasiswa, sebagai bagian dari semangat menjaga jati diri bangsa.
Baca juga: Warga Desa Brumbung Gelar Tradisi Apitan, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Turut Berpartisipasi
Demikian informasi mengenai mahasiswa KKN UIN Walisongo dan warga Desa Jamus gelar sedekah bumi atau yang lebih dikenal dengan Apitan. Semoga bermanfaat. (07)