31 C
Semarang
, 14 Juni 2025
spot_img

Pemprov Jateng Beri Rumah Apung Warga Terdampak Rob di Demak

Program tersebut merupakan upaya penanganan rob di wilayah Demak.

Demak, Jatengnews.id – Warga Desa Timbulsloko Kecamatan Sayung Kabupaten Demak seperti menemukan harapan setelah bertahun-tahun hidup di tengah rasa putus asa menjadi korban terdampak bencana rob.

Fenomena abrasi perlahan menenggelamkan daratan di desanya, sehingga rumah-rumah mereka berdiri rapuh di antara gelombang air pasang.

Rumah-rumah terlihat seperti separo mengambang di air. Dengan akses jembatan kayu yang menghubungkan rumah ke rumah. Kampung berpenghuni lebih dari 100 kepala keluarga itu terisolir. Harus menaiki perahu untuk bisa sampai ke sana, atau melalui tanggul tak beraspal dengan pemandangan air di kanan dan kiri.

Namun, pintu harapan kini kembali terbuka setelah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan bantuan pembangunan rumah apung untuk warga. Program tersebut merupakan upaya penanganan rob di wilayah Demak.

Baca juga: Pompa Air Pemprov Jateng Surutkan Banjir Rob Sayung Demak

Muslim, salah satu penerima manfaat rumah apung mengatakan, senang dengan adanya bantuan rumah apung dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Bantuan itu sangat bermanfaat untuk menjadikan hidupnya lebih baik dan nyaman.

“Tentu sangat senang, karena dengan rumah apung membuat kami lebih nyaman nantinya,” katanya, Jumat (13/6/2025).

Diceritakan, desanya menjadi daerah yang terdampak abrasi. Perlahan, air pasang semakin meninggi hingga pada 2017 sulit diatasi, karena air sudah seperti lautan dan merusak rumah-rumah warga.

“Saya sudah meninggikan rumah dengan menguruk itu tiga kali, tapi akhirnya tergenang lagi. Air itu terus meninggi sampai sekarang,” lanjutnya.

Muslim kini tinggal di sebuah rumah dengan lantai kayu, yang memprihatinkan. Kondisi itu membuat keluarganya khawatir jika suatu waktu roboh akibat gelombang.

“Ya hidup tidak tenang. Tapi dengan bantuan rumah apung hidup kami nanti lebih tenang, karena rumahnya kan tidak kena rob lagi,” paparnya.

Hal serupa juga disampaikan Romani, penerima manfaat rumah apung yang lain. Ia sangat antusias karena selama ini tidak pernah membayangkan punya hunian yang nyaman dan aman.

“Ya senang dibantu rumah apung. Ini rumah saya sudah jelek setengahnya digenangi air rob. Rumah ini saya tinggali bareng istri dan dua anak,” ungkapnya.

Kebahagiaannya tampak dari raut wajahnya yang berkali-ulang tersenyum. Baginya, rumah apung adalah harapan baru bagi keluarga dan warga di kampungnya.

“Nantinya kan anak bisa belajar dengan tenang, hidup juga enak dan nyaman,” jelasnya.

Romani mengisahkan bahwa dulu desanya adalah daerah yang sangat subur untuk pertanian dan juga usaha tambak. Perekonomian warga sangat terjamin dengan hasil usahanya. Namun harapan itu punah setelah abrasi menyerang.

“Kami mau pindah tapi tidak punya lahan dan uang. Jadi, rumah apung itu sangat membantu bagi kami,” terangnya.

Sementara itu, Plt Kepala Bidang Perumahan Disperakim Jawa Tengah, Maharani Tri Hapsari menyampaikan, penanganan rob di wilayah Demak bukan hanya pengendalian air, tapi juga menyelesaikan dampak yang lain, seperti permukiman.

“Ada beberapa daerah terdampak bencara rob ini mengakibatkan pemukiman terendam dan rumah rusak, sehingga Diseperakim ikut serta dalam penanganan rob yang telah diinstruksikan Bapak Gubernur,” tuturnya.

Solusi yang dilakukan adalah memberikan bantuan pembangunan rumah apung di Dusun Timbulsloko Kecamatan Sayung. Selain itu juga ada relokasi dan RTLH.

“Untuk bantuan rumah apung sudah kita mulai hari ini untuk tiga rumah. Prosesnya sudah kita mulai hari ini,” ujar Maharani.

Baca juga: Pemprov Jateng Perbanyak Pompa Atasi Rob Sayung Demak

Bantuan tersebut akan terus dilakukan secara bertahap dengan target sekitar 110 rumah yang ada di Dusun Timbulsloko.

“Ini akan terus berlanjut sampai total 110 rumah. Tiga rumah di antaranya hari ini sudah kita mulai pembangunannya,” tambahnya.

Untuk program relokasi juga sudah dimulai untuk dua rumah, yakni ke Desa Blerong dan Tambakroto.

“Program relokasi ini bagi warga yang memiliki lahan, sehingga untuk bangunan rumah dari kami. Ini juga berlaku untuk 107 warga yang lain, apakah mau direlokasi atau tetap rumah apung. Sampai saat ini kami terus berkoordinasi dengan sejumlah pihak termasuk warga. Ini merupakan bentuk negara hadir dalam memberikan kesejahteraan masyarakat,” tandasnya. (02)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN