26 C
Semarang
, 14 Juni 2025
spot_img

Pompa Tua Bernama Dragon, Semburan Air Kehidupan Masa Silam

pompa Dragon seperti ini mulai marak digunakan sejak masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1930-an.

Semarang, Jatengnews.id – Di sudut belakang Stadion Diponegoro yang kerap menjadi lalu lalang masyarakat kekinian berdiri tegak sebuah mesin tua yang tak tertelan zaman.

Para pedagang di ruko sekitar Jalan Stadion Selatan dan Jalan Stadion Barat, biasa menyebutnya dengan Dragon.

Baca juga: Kabar Duka, Dua Jemaah Haji Semarang Meninggal Dunia

Bentuk tubuhnya kekar, berbahan logam dengan ekor tuas pengungkit pompa dan corong pipa besi yang siap menyembur, layak dragon.

Tentu bukan dragon atau naga yang siap menyemburkan api, namun dragon ini membawa air murni untuk keperluan masyarakat sekitar.

Masih belum diketahui secara pasti, kapan pompa dragon itu ada di pojok jalan belakang Stadion Diponegoro itu berdiri kokoh.

Jika melihat sejarahnya, pompa Dragon seperti ini mulai marak digunakan sejak masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1930-an. Sementara sekitar tahun 2000 an, pompa seperti ini mulai ditinggalkan dan beralih ke mesin pompa listrik.

“Sumur itu perkiraan dibuat sekitar tahun 1980 an, dari pemerintah untuk masyarakat,” ucap Feri (45) warga Semarang Tengah.

Jika benar itu ada sejak tahun itu, maka usia sang dragon seumuran dengan Feri yakni 45 tahun.

Meskipun usianya tak lagi muda, Dragon tetap berfungsi dan menjadi adalan masyarakat sekitar, bahkan pada saat musim kemarau.

“Dulu digunakan warga sekitar, bahkan mencuci baju disitu. Kalau sekarang enggak, paling yang makai para PKL (Pedagang Kaki Lima) disekitar sini, untuk kebutuhan bersih-bersih seperti cuci tangan, piring,” sambungnya.

Karena Stadion Diponegoro sering menjadi lokasi event besar, ia menceritakan bahwa dragon pernah suatu ketika tertabrak bus yang membawa para artis. Akibatnya dragon mengalami kerusakan, kemudian diperbaiki masyarakat dan kembali bisa digunakan lagi.

“Ya kalau saya seneng kebantu, sumber air menjadi dekat,” akunya.

Pedagang buku di sekitar pompa, Anas berbeda dengan Feri, ia menceritakan bahwa itu ada sejak tahun 1950 an.

“Mungkin ada kolerasinya dengan stadion termasuk usianya, kalau sekarangkan sudah beralih ke PAM (Perusahaan Air Minum),” kata pria berkacamata tersebut.

Baca juga: Mbak Ita Pastikan Pompa Seringin dan Pompa Tenggang Bekerja Optimal

Bukan lagi berdebat soal usia, namun Dragon menjadi bukti dan simbol ketahanan di tengah gempuran teknologi yang kian canggih.

Bagi Anas, Dragon cukup membantu, karena bisa memenuhi kebutuhannya saat ingin beribadah sholat.

“Kalau saya biasa menggunakannya untuk wudhu,” akunya.

Pompa Dragon, bisa dikatakan sebagai saksi sejarah yang harus dikenal para generasi sekarang supaya tak hanya mengenal air mengalir dari keran. (Kamal-02)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN