Beranda Headline Sekolah Gratis, SDN Kota Semarang Sepi Peminat, Ada yang Salah?

Sekolah Gratis, SDN Kota Semarang Sepi Peminat, Ada yang Salah?

Ada puluhan sekolah tidak mampu penuhi 50 persen dari kuota yang harusnya mereka dapatkan.

Para siswa dan guru sedang melakukan aktivitas di SDN Gabahan Kota Semarang, Rabu (18/06/2025). (Foto: Kamal)

Semarang, Jatengnews.id – Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) SD Negeri Kota Semarang resmi ditutup dan telah diumumkan, Rabu (18/6/2025) pukul 00.00 WIB.

Dari hasil pengumuman yang bisa diakses secara online di laman resmi SPMB Kota Semarang https://spmb.semarangkota.go.id/sd, banyak SDN yang tak mampu penuhi kuota pendaftaran.

Dari pantauan Jatengnews.id, ada puluhan sekolah yang bahkan tidak mampu penuhi 50 persen dari kuota yang harusnya mereka dapatkan.

Seperti SDN Bugangan 02 hanya 4 calon siswa dari 28 kuota yang disediakan. Selain itu, SDN Sekayu hanya 6 siswa dan 7 calon siswa diterima di SDN Petompon 03, SDN Kembangsari 01, SDN Karangtempel dan SDN Gabahan.

Baca juga: Banyak SD di Semarang Sepi Peminat, Pendaftar Hanya Hitungan Jari

Kemudian sekolah dengan 8 calon siswa diterima di SDN Salaman Mloyo dan SDN Candi 03, sekolah dengan 9 calon siswa di SDN Ngaliyan 05,  SDN Tinjomoyo 03 dan SDN Srondol Kulon 03.

Selanjutnya sekolah dengan 10 calon siswa diterima di SDN Tegalsari 02, SDN Purwoyoso 01 dan SDN Cangkiran 02 serta masih banyak lagi yang lainnya masih kekurangan siswa.

Kepala Sekolah SDN Bugangan 02 Lia Dewi, saat ditemui Jatengnews.id menyebutkan, ada banyak faktor yang menyebabkan angka penurunan pendaftar pada SPMB tahun ini, salah satu faktornya karena wajib melalui online.

“Beberapa wali murid itu masih gagap teknologi, padahal kita juga sudah kolaborasi dengan pemkot, kelurahan dan sosialisasi di TK,” keluhnya.

Menurutnya sistem online ini bagus, namun banyak orang tua yang tidak paham dan sangat awam, sehingga saat masuk time line pendaftaran mereka tidak melakukannya.

Selain itu, jarak antara satu sekolah dengan sekolah lain yang sangat dekat, juga menjadikan salah satu faktor penyebab terjadi situasi ini.

Termasuk sekolah SD yang ia ampu, kondisinya memang dihimpit sekolah-sekolah besar dengan fasilitas mumpuni.

“Kebetulan sekolah saya untuk fasilitas memang minim karena, kami sedang ada pengajuan pembangunan,” paparnya situasi SDN Bugangan 02 di Semarang Timur.

Memang tampak, beberapa bangunan masih dalam proses pembangunan sehingga menjadikan daya tarik berkurang dibanding sekolah-sekolah lain yang bangunannya bagus.

“Mungkin masyarakat mikirnya sekolah nyari yang gede dulu, atau yang apa banyak muridnya gitu,” jelasnya.

Secara jumlah, memang hari ini SDN Bugangan 02 memang mendapatkan siswa paling sedikit, yakni hanya empat siswa.

Selain itu, wilayahnya ini lebih banyak menjadi bangunan-bangunan industri dan bukan wilayah padat penduduk.

“Tahun kemarin kita dapat siswa 27 banyak. Ini ada penurunan jumlah anak masuk SD itu cukup signifikan dibanding tahun kemarin,” ujarnya.

Ia berharap, ada solusi untuk sekolah-sekolah yang mengalami minim pendaftar.

Keluhan lain juga disampaikan dari Ketua SPMB SDN Gabahan, Semarang Tengah, Imanda Bima. Ia menyampaikan, sesuai dengan arahan dinas melaksanakan dengan online dan mendapatakan 7 pendaftar.

Dalam upaya pendafatarannya, pihaknya sudah melakukan sosialisasi bahkan membantu proses pendaftaraannya jika terdapat yang kesulitan mendaftar melalui online.

“Kalau dari dinas sendiri, nanti menunggu semua selesai dulu, jika ada kekurang mungkin nanti bisa dropingan tapi di kelas berikutnya,” ujarnya saat ditemui di kantornya.

Ia mencontohkan, proses belajar berjalan satu tahun, kemudian bisa bertambah atau masuk di kelas dua melalui jalur pindahan.

“Jadi jalur pendaftaran ini selesai, kita tidak bisa menerima lewat offline,” katanya.

Pendaftaran Offline

Ia berharap, prosesnya bisa dipermudah seperti tahun lalu. “Tahun lalu kan setelah pendaftaran online selesai, kita bisa daftar secara offline,” ungkapnya.

Kiranya, sistem itu bisa memudahkan, khususnya untuk calon murid yang memiliki Kartu Keluarga (KK) luar kota bisa ikut daftar setelahnya.

“Karena banyak orang tua siswa yang sudah puluhan tahun menjadi pendatang dan KKnya masih luar kota,” terangnya.

Faktor lain, kiranya banyaknya sekolah yang posisinya cukup berdekatan, sehingga mengakibatkan persaingan.

Baca juga: Disdik Kota Semarang Minta Gelombang Kedua SPBM Dibuka

Terpisah, Ketua SPMB SDN Ngaliyan 05, Arif Setiawan, menyampaikan bahwa pihaknya mendapat 9 siswa dalam proses online ini.

“Untuk offline kita tidak menerima, karena dari dinas melarang offline. Kita sebenarnya kuotanya satu rombel itu 28 siswa. Tapi kemarin sudah di sosialisasikan, berapapun muridnya itu nanti yang akan kita dapat untuk diajar,” jelasnya.

Meskipun jumlah siswanya sedikit, kiranya menjadi dapat mempermudah pihaknya saat memberikan pembelajaran atau proses belajar mengajar. “Bisa lebih fokus,” katanya.

Gelombang 2

Dampak dari kurangnya minat mendaftar di SD Negeri Kota Semarang meskipun gratis, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang angkat bicara.

Kepala Bidang SD Disdik Kota Semarang, Aji Nur Setiawan menyampaikan, pihaknya telah merespon adanya situasi sekolah yang kekurangan siswa atau belum mampu memenuhi kuota pendaftarnya dengan setiap rombongan belajar (rombel) 28 anak.

“Sementara kami laporkan dulu ke kementrian, bahwa masih ada yang kuotanya belum terpenuhi,” jelasnya saat dihubungi Jatengnews.id Rabu (18/6/2025).

Saat ini, pihaknya mengaku masih belum berani mengambil langkah lebih jauh karena perlu adanya koordinasi dengan Kementrian.

“Karena petunjuk awalnya bahwa SPMB itu hanya satu kali, satu gelombang dan tidak ada gelombang kedua,” ungkapnya.

“Lewat online semua dan hasilnya seperti ini, kami melaporkan dulu ke kementrian sambil nanti kami menunggu petunjuk,” sambungnya.

Dalam pelaporannya tersebut, pihaknya juga meminta untuk dibukakan kembali untuk SPMB gelombang kedua di tingkat SD supaya mengakomodir para siswa yang belum bisa mendaftar.

“Karena sepertinya kok sayang kuota itu dibiarkan kosong terus, seandainya masih ada yang berminat untuk mendaftar,” ujarnya.

Temasuk juga, pihaknya bakal mengupayakan adanya pendafataran offline di SPMB tingkat SD untuk mengakomodir kekurangan kuota tersebut.

“Kalau kami memang berharap bisa ada, gelombang selanjutnya tapi kami tidak bisa melangkah sendiri,” tegas Kepala Bidang SD Disdik Kota Semarang, Aji. (01).

Exit mobile version