Beranda Daerah Banjir Rob Lumpuhkan Sayung 17 Desa Terendam

Banjir Rob Lumpuhkan Sayung 17 Desa Terendam

Salah satu yang paling terdampak adalah Jalan Nasional Pantura Demak–Semarang, yang merupakan jalur vital penghubung perekonomian antar wilayah.

Genangan rob setinggi 50 cm membuat arus lalu lintas di Jalan Pantura Demak–Semarang tersendat, Jumat (20/6/2025). (Foto: Sam)

Demak, Jatengnews.id – Banjir rob yang melanda wilayah pesisir utara Jawa Tengah, khususnya Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, kian memprihatinkan. Hingga Jumat (20/6/2025) siang, sebanyak 17 dari 20 desa di kecamatan tersebut terdampak banjir rob dengan intensitas genangan yang terus meningkat.

Salah satu yang paling terdampak adalah Jalan Nasional Pantura Demak–Semarang, yang merupakan jalur vital penghubung perekonomian antar wilayah. Genangan air setinggi 50 cm membuat arus lalu lintas tersendat. Tak sedikit kendaraan berat yang nekat menerjang banjir, sementara sepeda motor banyak yang mogok akibat mesin kemasukan air.

Baca juga : PCNU Demak Minta Presiden Prabowo Tinjau Rob Sayung

“Kondisinya semakin parah. Dari 20 desa di Sayung, hampir semuanya terdampak. Ini diperparah dengan curah hujan yang cukup tinggi belakangan ini,” ujar Camat Sayung, Sukarman.

Pemerintah daerah dan provinsi telah melakukan sejumlah langkah penanganan, seperti pompanisasi dan normalisasi sungai di sekitar wilayah terdampak. Namun upaya tersebut dinilai belum cukup untuk mengatasi masalah banjir rob yang terus berulang setiap hari.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga telah meninjau langsung kondisi rob di Sayung saat menghadiri aksi Istighosah Kemanusiaan yang digelar PCNU Demak. Momen ini dimanfaatkan warga untuk menyuarakan harapan mereka agar pemerintah pusat memberikan perhatian lebih serius terhadap bencana yang sudah berlangsung bertahun-tahun ini.

Warga pun berharap pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall bisa segera direalisasikan.

Baca juga : 41 Ribu Peserta JKN di Demak Dinonaktifkan, Warga Miskin Terancam Tak Bisa Berobat

“Kami ingin solusi permanen. Rob datang hampir setiap hari. Kami hidup dalam ketakutan, seolah rumah kami bukan lagi tempat tinggal, tapi kolam air asin,” keluh salah satu warga. (Sam-03)

Exit mobile version