27.5 C
Semarang
, 20 Juni 2025
spot_img

Pengamat Soroti SD di Semarang Sepi

sepinya pendaftar di SD Negeri bukan hanya persoalan masalah sistem Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) saja.

Semarang, Jatengnews.id – Pengamat soroti sepinya pendaftar pada sejumlah Sekolah Dasar (SD) Negeri di Kota Semarang, Jumat (20/6/2025).

Pengamat Pendidikan Unnes, Edi Subkhan menyampaikan, sepinya pendaftar di SD Negeri bukan hanya persoalan masalah sistem Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) saja.

Baca juga : Disdik Kota Semarang Minta Gelombang Kedua SPBM Dibuka

Edi menjelaskan, bahwa para orang tua sekarang cenderung memilih dan cukup selektif untuk memikirkan masa depan anaknya. “Orang tua itu sudah punya preferensi sekolah, yang seringnya tidak didapatkan di sekolah negeri,” ungkapnya saat dihubungi Jatengnews.id Jumat (20/6/2025).

Ia mencontohkan, bahwa ada beberapa orang tua yang ingin memberikan dasar pendidikan anaknya dengan agama, lalu di sekolahkan ke lembaga swasta yang menawarkan sistem pembelajaran tersebut. Kemudian contoh lain, ada orang tua yang mencari sekolah dengan memandang ekstrakulikulernya dan literasinya.

“Literasi kita kan kurang kuat walaupun misalnya ada gerakan literasi sekolah, tapi literasi dalam bentuk kultur yang betul-betul memanfaatkan perpustakaan gitu ya, bacaannya luas dan seterusnya itu nggak ada,” paparnya.

Kiranya, beberapa sekolah negeri itu sering terbelenggu aturan-aturan dari pemerintah. “Jadi pendidikan negeri kita itu nanggung,” ujarnya.

Persaingan kualitas sekolah negeri dengan sekolah swasta hari ini, kiranya mengalami ketimpangan. Mulai dari adanya tawaran-tawaran yang spesifik untuk pendidikan anak, hingga fasilitas antar jemput.

Perihal langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang yang hari ini mengupayakan adanya gelombang kedua, kiranya cukup tepat dan kiranya memang harus ada gelombang kedua ketika kuotanya tidak terpenuhi.

Jika sampai suatu sekolah yang memiliki guru pengajar dan bangunan gedung untuk belajar namun tidak terpenuhi atau sepi pendaftar, kiranya tidak sesuai dengan rencana pemerintah yang ingin melakukan efisiensi.

“Yang perlu diperhatikan itu, walaupun kita sudah punya sistem online, tetapi latar belakang orang tua itu beragam. Ada yang sudah paham betul, ada yang nggak paham sehingga tidak bisa mengakses sistem online itu,” tuturnya.

Terakhir, dirinya mempertanyakan kepada pemerintah perihal keseriusan pemerintah dalam memperhatikan pendidikan. Karena jika melihat dalam temuan pemberitaan sebelumnya, memang ada beberapa SD Negeri di Semarang yang secara fasilitas cukup memprihatinkan.

Baca juga : Disdik Semarang Angkat Bicara Soal MBG Ada Ulat

“Kalau pemerintah itu serius, harusnya alokasi investasi terbesarnya itu pada pendidikan, termasuk alokasi dananya. Jika alokasi dana diarahkan ke sekolah dasar supaya fasilitas lebih bagus maka akan meningkatkan kualitasnya” jelasnya.

Tak hanya itu, pihaknya juga menilai soal program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang hari ini sedang jadi unggulan dengan penggelontoran anggaran yang besar perlu peninjauan kembali. Termasuk juga, program sekolah rakyat yang hari ini digadang-gadang oleh pemerintah itu, kiranya perlu adanya pertimbangan lagi. (Kamal-02)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN