SEMARANG, Jatengnews.id – Politeknik Negeri Semarang (Polines) bersama Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi Jawa Tengah mengembangkan inovasi pemantauan limbah industri berbasis Internet of Things (IoT). Inovasi ini dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar pada 19 Juni 2025 di Gedung Magister Terapan Polines.
Program ini merupakan bagian dari riset unggulan Program Berdikari Skema Berlian 2025 yang melibatkan Sekolah Vokasi UNDIP, Politeknik Negeri Cilacap (PNC), Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin), serta stakeholder seperti BRIDA, DLHK, dan kawasan industri besar di Jawa Tengah.
Sistem Pemantauan Limbah IoT
Ketua Tim Riset, Dr. Amin Suharjono, S.T., M.T., menjelaskan bahwa sistem ini dirancang untuk mengatasi dua masalah utama dalam pengelolaan limbah: keterlambatan deteksi pelanggaran dan lemahnya dokumentasi data lingkungan.
Baca juga: Pertamina Ajak Mahasiswa di Semarang Raya Dukung Penggunaan QR Code Pertalite
Sistem menggunakan sensor industri untuk memantau parameter seperti pH, TSS, COD, dan NH₃N, yang dikirim secara real-time melalui protokol komunikasi LoRaWAN, MQTT, dan Ethernet.
“Sistem ini bukan hanya alat pemantau, tetapi decision support system (DSS) berbasis data lingkungan yang aktual,” jelasnya.
Prototipe dilengkapi mikrokontroler ESP32-S3, tampilan Nextion Display, panel surya 200 Wp, dan baterai VRLA 12VDC. Keamanan data dijaga dengan enkripsi LoRaWAN dan sistem keamanan berbasis JWT.
Industri Apresiasi dan Soroti Kesiapan Teknologi
Perwakilan dari Kawasan Industri Kendal (KIK), Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), dan PT KIW menyambut positif inovasi ini, namun menyoroti beberapa aspek penting, seperti:
- Interoperabilitas dengan sistem SCADA yang telah ada
- Stabilitas data di kondisi ekstrem
- Fitur auto-kalibrasi sensor
- Peningkatan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri)
- Visualisasi pemantauan yang mudah diakses
- Sumber daya listrik fleksibel untuk area dengan keterbatasan infrastruktur
- Ketahanan terhadap korosi di wilayah pesisir
- Skema perawatan berkelanjutan dan ketersediaan suku cadang
Tim Peneliti menyatakan bahwa seluruh masukan akan dijadikan dasar penyempurnaan Detail Engineering Design (DED) dan akan diterapkan dalam tahap uji coba lapangan semester kedua tahun ini.
Baca juga: FGD di Undip, DPD RI Rumuskan Arah Pembangunan Nasional
Langkah Selanjutnya: Uji Lapangan dan Evaluasi Sistem
FGD ini menandai dimulainya transisi ke tahap penerapan. Uji coba lapangan akan melibatkan instalasi sistem di kawasan industri mitra, verifikasi sensor terhadap data laboratorium, serta evaluasi ketahanan teknologi di lingkungan nyata.
Proyek ini ditargetkan menjadi solusi pemantauan limbah industri yang efisien, adaptif, dan sesuai regulasi Kementerian LHK, serta mendukung transformasi digital pengelolaan lingkungan di Indonesia. (01).