SEMARANG, Jatengnews.id – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 H Gradhika Bhakti Praja, Kamis (26/6/2025) malam.
Taj Yasin yang akrab dipanggil Gus Yasin juga mengajak warga dengan amalan sederhana namun bermakna yakni minum susu.
Tradisi ini merujuk pada ajaran gurunya, Sayyid Alawi al-Maliki yang mengatakan susu sebagai minuman ahli surga, sebagaimana disebut dalam Surat Muhammad ayat 15.
Baca juga: Pemprov Jateng Bantu Ringankan Warga Terdampak, Wagub Taj Yasin Cek Alat Atasi Banjir Rob Sayung
“Malam tahun baru itu, menurut Abuya Sayyid Alawi Al-Maliki, kita meminum susu. Dalam Al-Qur’an, di surga orang-orang beriman akan diberi minuman putih, madu, dan susu. Maka kita berharap bisa menjadi hamba yang bersih dan suci di tahun baru ini,” ujar Taj Yasin.
Gus Yasin menambahkan susu melambangkan kesucian dan awal yang bersih.
“Kita ingin di tahun baru ini memulai dengan warna-warna yang suci. Harapannya, kita menjadi orang baik, putih nan suci,” lanjutnya.
Ia juga mengajak masyarakat memaknai pergantian tahun sebagai refleksi atas peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.
“Nah kita saat ini sedang hijrah membawa Jawa Tengah menuju kemakmuran, kebahagiaan, kesuksesan. Maka kita niatkan betul, dimulai dengan dzikir dan doa,” imbuhnya.
Ketua MUI Jateng, KH Ahmad Darodji, yang turut hadir menyampaikan peringatan tahun baru Islam bukan dengan pesta, melainkan dengan istighotsah.
“Kita peringati tahun baru tidak dengan ramai-ramai tapi dengan istighotsah, supaya di tahun depan kita diberi Allah berkah, aman, dan nyaman,” katanya.
Baca juga: Wakil Gubernur Taj Yasin Lepas Mudik Gratis di Bandung
Dalam acara yang dihadiri sekitar 400 orang ini sekaligus penyerahan bantuan simbolis kepada 11 penerima bantuan. Di antaranya lima bantuan pendidikan sebesar Rp10 juta, lima paket sembako, serta 19 unit pompa air untuk Kecamatan Sayung, Demak.
Sejumlah pejabat turut hadir dalam acara ini. Antara lain Sekda Jateng Sumarno, para kepala OPD, serta perwakilan Forkopimda dan instansi vertikal. Tausiah, istighotsah, dan doa turut dipimpin oleh para kiai dan ulama dari berbagai pondok pesantren di Jawa Tengah. (02)